Ancaman Organisme Pengganggu Tanaman Terhadap Ketahanan Bangsa : Belajar Dari Musibah Hawar Daun Kentang

Ancaman Organisme Pengganggu Tanaman Terhadap Ketahanan Bangsa : Belajar Dari Musibah Hawar Daun Kentang 
Dari fosil-fosil purba diketahui bahwa parasitisme sudah berlangsung pada zaman Carbon, 230 juta tahun yang lalu. Dengan demikian pada waktu manusia mulai mengerjakan tanah 8-9 ribu tahun yang lalu, OPT sudah mengganggu tumbuhan (Baker dan Snijder, 1965 Cit. Triharso, 1978). Di dalam kitab Injil, penyakit dan hama selalu dihubungkan dengan hukuman Tuhan. Bahkan ada yang berpendapat hukuman tersebut ada sejak manusia dalam taman syurga sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman Tuhan “I smote you with blasting and with mildew and hail in all the labors of your hands yet ye turned not to me, saith the Lord” (Haggai2:17 cit. Horst, 2008). Di negara Romawi kuno terdapat kepercayaan bahwa penyakit karat pada gandum dikendalikan oleh Dewa Robigus. Untuk menghindari gangguan penyakit karat tersebut, petani mengadakan pesta Robigalia. 

Perhatian manusia terhadap serangga hama telah diberikan sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam catatan sejarah terungkap bahwa bangsa Mesir Kuno sudah mempunyai tradisi menghubungkan serangga dengan beberapa aspek kehidupan keseharian, seperti pertanian. Tercatat juga bahwa selama pemerintahan Ramses II, 1.400 tahun sebelum Masehi, terjadi serangan belalang yang dahsyat pada tanaman pertanian waktu itu (Adisoemarno, 2006). 

Dalam kepercayaan sebagian masyarakat Jawa tanaman padi adalah lambang Dewi Sri, sedangkan hama, penyakit, dan gulma adalah lambang dari Kala Gumbara yang ingin merusak Dewi Sri. Para petani mempunyai tradisi yang turun temurun untuk mengadakan selamatan pada saat mulai menyebar benih dan akan panen padi. Pada upacara selamatan menjelang panen, pemungutan padi yang akan dipakai sebagai benih selalu dilakukan oleh orang tua atau yang dianggap mempunyai kearifan di desa. Padi calon benih kemudian disimpan dalam bilik yang dilengkapi wewangian dan lampu, dengan harapan untuk mencegah kedatangan Kala Gumbara (Triharso, 1978). 

Negara yang bijak seharusnya belajar dari sejarah peradapan Manusia, yaitu berulang kali terjadinya kerawanan pangan sebagai akibat serangan OPT yang tidak terkendali dapat mengancam ketahanan nasional suatu bangsa. Kiranya akan terlalu panjang jika disebutkan semua catatan sejarah tentang runtuhnya ketahanan nasional suatu bangsa yang dimulai dari kegagalan bangsa tersebut dalam mengendalikan serangan OPT. Sekedar untuk memberikan gambaran tentang tragedi tersebut akan disampaikan beberapa contoh. 

Penyakit tumbuhan yang terhebat yang tercatat dalam sejarah adalah hawar daun kentang yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans (Mont.) de By Pada tahun 1844 hawar daun kentang berkembang di Amerika Serikat. Penyakit ini tidak mendapat perhatian dari para petani di Eropa, yang jaraknya lebih kurang 5.000 km dari Amerika Serikat. Pada tahun 1845 penyakit berjangkit di hampir semua pertanaman kentang di Eropa yang meliputi luas jutaan ha. Penyakit ini sedemikian hebat sehingga kebanyakan pertanaman kentang binasa dan tidak menghasilkan. Di Irlandia yang makanan pokok rakyatnya kentang timbul paceklik panjang yang sangat menyedihkan. Sekitar satu juta rakyat Irlandia (seperdelapan dari jumlah penduduk pada waktu itu) mati kelaparan, sedang satu juta lainnya terpaksa merantau ke Negara lain dan sebagian besar menjadi emigrant ke Amerika Serikat dan Canada. Pada tahun 1917 penyakit ini juga membinasakan lebih kurang sepertiga dari pertanaman kentang sebagai penghasil makanan pokok di Jerman. Kekurangan pangan ini merupakan salah satu penyebab kalahnya Jerman dalam Perang Dunia (Semangun, 1996; Schumann, 1991).

Pada tahun 1942 dan 1943 di Benggala (sekarang Bangladesh) terjadi wabah penyakit bercak coklat pada padi yang disebabkan oleh Helminthosporium oryzae B. de Haan. Penyakit ini menyebabkansebagian besar pertanaman padi puso sehingga terjadi paceklik yang menyedihkan, mengakibatkan lebih kurang 2 juta manusia mati kelaparan. Di tepi tepi jalan terdapat orang mati atau sekarat karena kelaparan. Peristiwa ini dikenal sebagai “The Great Bengal Famine”. Daerah Benggala adalah daerah yang padat penduduknya, kehidupan tergantung dari satu tanaman (padi), sedangkan penguasa Inggris pada waktu itu tidak dapat mendatangkan beras dari Myanmar (Burma) yang diduduki oleh tentara Jepang. 

Tragedi kemanusiaan yang dipicu karena kekurangan pangan seperti yang pernah terjadi di Irlandia pada tahun 1845an tampaknya masih terus menghantui negara negara yang sedang berkembang. Hal ini sangat mungkin terjadi jika negara negara yang sedang berkembang gagal memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya yaitu pangan yang cukup dan bergizi tinggi, kebutuhan sandang dan perumahan yang layak, seperti yang akhir akhir ini di Somalia. 

Sejumlah tragedi pangan yang pernah terjadi beberapa kali di masa lampu, seyogyanya dijadikan pelajaran yang berharga bagi Indonesia dalam menyikapi masalah kemandirian atau kedaulatan pangan. Memang tidak salah, bahkan seiring dengan konsep ketahanan pangan, bahwa pemenuhan pangan suatu negara dapat dilakukan dengan impor. Namun pilihan ini menghadapi resiko bila situasi politik dan cadangan pangan negara pemasok tidak stabil, demikian pula bila lalu lintas perdagangan tidak aman, akan mengganggu ketahanan pangan dalam negeri kita.
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson