Peran Aktif Perpustakaan Pdis-Bppt Dalam Mendukung Kegiatan Inovasi Teknologi Bagi Perekayasa Serta Komunitas Iptek Melalui Penyediaan Informasi
Menyambut Hari Ulang Tahun BPPT ke 31, yang tepatnya jatuh pada tanggal 21 Agustus 2009, Kepala BPPT pada tanggal 20 Agustus 2009 di Auditorium BPPT, menyampaikan pidato tahunan yang berjudul Melalui Reformasi Birokrasi BPPT, Kita Raih Gemilang Bangsa : Kita Pererat Kemitraan Dengan Industri Untuk Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa, DR. Ir. Marzan Aziz Iskandar, menjelaskan tentang kilas balik 31 tahun BPPT dari mulai didirikan tahun 1978 bersama dengan Puspiptek dan Industri Strategis sebagai pilar utama program transformasi teknologi dalam rangka mendukung daya saing serta kemandirian bangsa. Perjalanan BPPT dari tahun 1978 hingga kini, harus direncanakan untuk menghadapi kondisi dan tantangan masa depan yang berbeda dengan masa yang lalu. Positioning dan visi BPPT serta beberapa perubahan paradigma sistem pemerintahan , antara lain eksistensi, remunerasi, dan program BPPT. Ke depan BPPT secara aktif melibatkan diri dalam setiap kegiatan teknologi nasional dengan peran aktual dan peran konstitusional.
Peran BPPT sebagai intermediasi, technology clearinghouse, sebagai pengkaji, audit teknologi dan pemberi solusi serta penyediaan jenis layanan meliputi rekomendasi, advokasi, alih teknologi, konsultasi, pengujian, jasa operasional, pilot project, pilot plant, prototype dan survey.
Lebih lanjut Kepala BPPT menjelaskan bahwa keberhasilan reformasi birokrasi BPPT tidak diukur dari output, tetapi dari pencapaian sasaran. Sasaran reformasi birokrasi adalah mengubah pola pikir, budaya kerja, attitude, behavior, work specification, chain of command, span of control dan job re-design.
Program percepatan perubahan untuk melaksanakan tupoksi dan peran BPPT dengan baik dan mendapatkan persetujuan dari tim penilai reformasi birokrasi, BPPT perlu dipercepat antara lain dengan implementasi 7 butir instruksi harian kepala BPPT sebagai berikut :
- Jaga integritas dan disiplin sebagai PNS
- Tingkatkan profesionalisme dalam bekerja
- Fokus pada pengkajian dan penerapan teknologi yang mempunyai dampak nasional yang besar
- Bangun dan manfaatkan network untuk kepentingan BPPT
- Persiapkan dan jaga momentum reformasi birokrasi BPPT
- Tingkatkan kepekaan dan tanggapan terhadap permasalahan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi
- Jaga prinsip BPPT First.
Selanjutnya Kepala BPPT juga mengarisbawahi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya tanggal 14 Agustus 2009 di depan rapat paripurna DPR, dimana lebih dari lima kali secara eksplisit beliau menekankan pentingnya Iptek bagi pencapaian tiga pilar kehidupan bernegara, yaitu kemandirian, daya saing, dan peradaban yang unggul.
Dalam salah satu alinea pidato SBY, misalnya dikatakan :
Bangsa yang unggul adalah bangsa yang dapat mengatasi keadaan dan memberi kontribusi pada permasalahan umat manusia. Kuncinya adalah inovasi, termasuk dan terutama inovasi teknologi yang harus dilakukan secara fundamental dan secara terus menerus. Hanya bangsa yang inovatif, adaptif, dan produktiflah yang akan mampu menjaga kelangsungan hidupnya dan berjaya di muka bumi ini. Disini menonjol peran penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi serta budaya unggul dan juga kewirausahaan.
Bagaimanakah pustakawan PDIS-BPPT dalam mengantisipasi perubahan ini ?
Sebagai Perpustakaan Khusus Instansi , berdasarkan tupoksi BPPT terkini perpustakaan PDIS-BPPT antara lain adalah melayani kebutuhan informasi bagi para Perekayasa. Peran Perpustakaan PDIS-BPPT dalam penyebarluasan informasi yang sebelumnya hanya satu arah melalui website Perpustakaan (Perpustakaan 0.1) yang bersifat read only, sesuai
dengan perkembangan di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) serta berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, secara bertahap mengembangkan Web 2.0 (Perpustakaan 2.0). Perpustakaan 2.0 adalah perpustakaan yang mengembangkan layanan jasa perpustakaan melalui Website generasi ke 2.
Perpustakaan 2.0 ( P 2.0) adalah Perpustakaan yang telah menggunakan aplikasi teknologi berbasis web yang interaktif, kolaboratif, dan multi media dalam menyediakan layanan informasi dan merupakan perpustakaan berbasis web. Perpustakaan berbasis Web 2.0 lebih mengarah kepada komunitas berbasis web yang interaktif, saling bekerjasama ( dalam arti komunitas pelakunya saling bekerjasama dan saling melengkapi informasi menggunakan fasilitas web/blogspot. Selain interaktif dan multimedia , P 2.0 juga dapat menayangkan aktivitas serta kegiatan utama mereka dilengkapi dengan foto, film, musik, data, melalui blogspot, wikipedia, jejaring sosial FaceBook, Friendster, Multiply, hingga dunia virtual sejenis Second Life.
Blasius Sudarsono dalam Visi Pustaka menjelaskan bahwa terdapat empat unsur penting yang harus dilakukan sebagai pendukung kegiatan P 2.0 di perpustakaan, antara lain :
Terpusat pada pengguna
Pengguna berpartisipasi dalam pembuatan konten dan layanan yang terlihat dalam tampilan web perpustakaan, katalog online atau OPAC. Dalam hal ini terdapat kerjasama antara pemakai dan pembuat konten web yang dinamis, sehingga pustakawan membaur dan berkolaborasi dengan pakar TIK dan pengguna dalam mewujudkan keberadaan informasi digital.
Menyediakan sebuah layanan multimedia
Koleksi dan layanan Library 2.0 menyediakan komponen video dan audio .
Dalam hal ini Perpustakaan serta kedeputian teknis di lingkungan BPPT menyediakan berbagai layanan multimedia, video dan audio seperti :
Teleconference berbagai kegiatan seminar, berbagai CD interaktif kegiatan Teknologi tepat Guna,Inovasi Teknologi , misalnya,
Batik Fraktal merupakan teknologi yang bisa digunakan kalangan industri untuk menciptakan pola-pola baru dalam memproduksi kain batik.
Kaya secara social
Tampilan web perpustakaan berisi tampilan pengguna. Ada dua cara yaitu sinkronisasi ( contohnya IM) dan asinkronisasi (contohnya wiki) sebagai sarana komunikasi antar pengguna dengan pengguna lain dan dengan pustakawan.
Untuk menunjukkan jati dirinya, pustakawan masa kini banyak yang memiliki blogspot di internet. Hal ini sangat membantu seperti misalnya untuk berkonsultasi dengan Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional Pustakawan (JFP), Ir. Abdul Rahman Saleh, MSc, sebagai salah satu Tim Penilai Pusat JFP menyediakan media untuk berkomunikasi melalui blog pribadinya .
Inovatif secara bersama-sama
Aspek utama dari P 2.0 adalah perpustakaan digital yang dibuat berdasarkan kaidah perpustakaan serta menyediakan sebanyak mungkin akses bagi penggunanya. Namun ketika masyarakat pengguna berubah misalnya karena perkembangan di bidang aplikasi teknologi informasi dan komunikasi, pustakawan juga membiarkan penggunanya untuk melakukan perubahan tersebut.
Perpustakaan 2.0 harus dinamis dalam menyajikan pelayanan informasi, mencari cara terbaru yang memberikan kemudahan bagi pengguna serta terus menerus berinovasi untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat penggunanya.
Di era internet, interaksi dapat lebih mudah dilakukan bahkan dapat secara real time. Teknologi interaksi inilah yang dikembangkan dalam konsep Web 2.0 dan memungkinkan transaksi multi media secara real time.
Pertemuan dan dialog terbuka baik secara fisik maupun maya menjadi basis P 2.0. Kegiatan tersebut akan efektif jika dilandasi pola keterbukaan pikiran dan dalam cara berpikir. Kegiatan ini dapat menghasilkan jenis layanan yang memang benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Layanan perpustakaan tidak lagi menjadi satu arah dari penyelenggara ke pemakai saja, namun justru dikembangkan bersama. Hal ini jelas menuntut keterbukaan pikiran pihak perpustakaan. Proses dalam perpustakaan dengan sendirinya juga berkembang untuk memenuhi kriteria yang diperlukan pengguna. Tentu semua ini juga memerlukan adanya standar yang terbuka karena partisipasi banyak pihak. Namun perlu kesepakatan akan standar format komunikasi agar akses pada sumber dan data dimungkinkan serta lebih mudah dilakukan. (Blasius Sudarsono, 2008).
Selanjutnya bagaimanakah peran pustakawan idaman pengguna di era P 2.0 ini ?
Stephen Abram (2005) dalam artikel Perpustakaan 2.0 : Pengantar pada konsep Library 2.0 seperti ditulis Blasius Sudarsono dalam majalah Visi Pustaka, menjelaskan bahwa terdapat sebanyak 16 peran Pustakawan 2.0 sebagai berikut :
Di era kesejagatan, pustakawan adalah guru dalam kegiatan temu balik informasi
Peran utama pustakawan di era ini adalah memanfaatkan peluang sebagai penyedia informasi dalam rangka memaksimalkan penggunaan web 2.0
Pustakawan berperan aktif dalam mempelajari piranti lunak berbasis openSources sebagai penunjang kegiatan P 2.0 dan W 2.0. (Misalnya: Greenstone software yang dapat diakses melalui http://www.nzdl.org atau http://www.greenstone.org ) atau Senayan Library Software Development, atau aplikasi Igloo OpenSource yang didesain sebagai aplikasi untuk mengonlinekan database ISIS (CDS/ISIS atau Winisis) ke media Web, dimana source code Igloo tersedia pada http://www.geocities.com/igloo-opensource/
Dalam mengelola informasi, idealnya pustakawan difasilitasi dengan sarana mutakhir (Laptop, iPods, dll.)
Pustakawan bersama pakar TIK ikut berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sarana penelusuran menggunakan URL dengan piranti lunak berbasis open sources.
Secara kontekstual, pustakawan berperan selaku penghubung antara pengguna, teknologi yang tersedia serta informasi yang diperlukan.
Pustakawan dihimbau bekerja cerdas dalam kegiatan katalogisasi dan klasifikasi seperti dapat menggunakan fasilitas Tagging (memberikan kesempatan pada pengguna untuk membuat judul subyek bahan yang dimiliki) , seperti tersedia pada Library of Congres dan British Library. Mempelajari sistem klasifikasi modern yang berorientasi pengguna seperti Clouds, Folksonomic, User driven content description, dll.
Pustakawan di era P 2.0 dihimbau untuk memaksimalkan pemanfaatan multimedia dalam menyampaikan informasi non tekstual serta memaksimalkan penggunaan video, film, dan animasi.
Pustakawan diharapkan terus menerus mengikuti perkembangan dalam pengelolaan bahan pustaka baik versi lama maupun yang mutakhir. Sebagai contoh apakah pustakawan menyadari bahwa telah terjadi perubahan standar pengolahan informasi dari yang dahulu menggunakan AACR II, telah beralih ke RDA?
Pustakawan hendaknya memahami potensi penggunaan sumber informasi melalui Open Content alliance, Google Print, dan Open WorldCat.
Pustakawan harus mampu bekerja profesional mempertemukan para pengguna yang ingin berkonsultasi dengan para pakar di bidangnya.
Pustakawan dihimbau untuk dapat menggunakan alat komunikasi terkini yang praktis dan murah seperti IM (Instant Messenger) yang telah banyak beredar di pasaran seperti MSN Messenger (Windows Live Messenger); Yahoo messenger; Google Talk; ICQ Messenger dan Skype untuk mendapatkan informasi, berkonsultasi, serta memandu penggunanya.
Untuk memperlancar tugas, pustakawan hendaknya berkomunikasi aktif di dunia maya melalui jejaring sosial yang tersedia.
Pustakawan aktif berkomunikasi dengan rekan sejawat, mitra kerja menggunakan fasilitas telepon, Jahoo Messenger, Texting, email, virtual reference, dll.
Pustakawan dapat memberikan masukan pada pakar IT mengenai penggunaan metadata, pengembangan isi serta format informasinya. Namun untuk konteks Indonesia, pustakawan harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Seperti UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ( 25 Maret 2008) dan UU RI No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ( 30 April 2008).
Untuk mengembangkan profesionalismenya, pustakawan dihimbau berperan aktif dalam jejaring komunitas seperti the_ics@yahoogroups.com, asosiasi profesi, forum-forum komunikasi bidang kepustakawanan, menjadi komunitas FaceBook, Flixter serta membuat blog pribadi, dll.
Sejauh ini apakah yang telah dilakukan Perpustakaan PDIS-BPPT dalam mendukung kegiatan perekayasaan ?
Sejak Perpustakaan bergabung dengan PDIS BPPT berdasarkan reorganisasi tahun 2006, berbagai kemudahan untuk menuju P 2.0 antara lain pembinaan SDM perpustakaan BPPT melalui kegiatan Budaya Kerja (BPPT Corporate Culture), infrastuktur pendukung IT di perpustakaan, fasilitas akses cepat ke jaringan global internet, penataulangan (re-layout ) design ruang perpustakaan pengembangan Database perpustakaan, digitalisasi local content (deposit) terbitan BPPT, tahap pertama telah dilakukan sebanyak 2000 judul artikel dan laporan penelitian , kolaborasi dengan para penulis BPPT untuk mendapatkan terbitan BPPT berupa e-book; e-proceeding; e-journal, dll., kesinabungan layanan jurnal online, tergabung dalam milis bursaide@webmail.bppt.go.id sebagai wahana warga BPPT dalam menyampaikan aspirasi untuk kemajuan BPPT serta fasilitas HotSpot bagi pengguna perpustakaan semakin dilengkapi ketersediaannya.
Untuk menuju Perpustakaan 2.0 ( P 2.0), pada tahun 2007, PDIS telah melakukan survey mengenai Identifikasi dan Pemetaan Sistem Data, Informasi, Sistem Jaringan Informasi, Sistem Mutu serta Pengelolaan dan Kondisi Perpustakaan Unit kerja di 16 UPT/Balai/Balai Besar di Lingkungan BPPT . Dari hasil survey, dapat disimpulkan bahwa meskipun unit-unit kerja di lingkungan BPPT telah terhubung ke jaringan global internet, baru 3 unit kerja yang telah mengelola Perpustakaan sesuai dengan standar Pengelolaan Perpustakaan Khusus dan sudah memiliki pangkalan data sedangkan Perpustakaan di 13 unit kerja lainnya, masih memerlukan pembinaan /pelatihan tingkat dasar, dalam pengelolaan Perpustakaan. Dalam rangka memaksimalkan keterpakaian informasi yang tersedia di lingkungan UPT/Balai/Balai Besar di lingkungan BPPT, Perpustakaan PDIS-BPPT telah melakukan kegiatan Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Dasar serta Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Tingkat Lanjutan.
Dari segi kebutuhan koleksi yang diperlukan para pengguna, jurnal online menjadi pilihan utama setelah buku teks. Berdasarkan survey ini, Perpustakaan BPPT sejak tahun 2006 hingga kini , memprioritaskan penyediaan layanan jurnal online bagi penggunanya.
Apakah kegiatan Perpustakaan PDIS-BPPT sudah sesuai dengan visi, misi serta program BPPT terkini ?
Sebagai LPND yang telah berdiri sejak tahun 1978, BPPT telah aktif menjalankan fungsinya sebagai pendukung pembangunan kemampuan teknologi industri dan masyarakat. Setelah mengalami evolusi sesuai dengan tuntutan jaman dan mengacu pada RPJM tahun 2005 – 2009, maka visi BPPT saat ini adalah : Pusat Unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan dan pemanfaatan hasil teknologi secara maksimum.
Dalam mencapai visi tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk industri
- Memacu perekayasaan penerapan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah
- Memacu perekayasaan teknologi untuk kemandirian bangsa.
Sesuai dengan Rencana Strategis BPPT Tahun 2005 – 2009, kegiatan-kegiatan BPPT dijalankan dalam 6 program yakni :
1. Program prioritas meliputi 6 fokus bidang yaitu : Pembangunan Ketahanan Pangan, Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru, Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi, Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Pengembangan Teknologi Pertahanan, Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan.
2. Program Tematik
3. Program Operasional/Lanjutan
4. Program Pendukung
5. Program Kerja sama, serta
6. Program Pelayanan Jasa Teknologi
Dalam pembangunan Bidang Sumber daya manusia, BPPT terlibat dalam Program Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, program Difusi dan Pemanfaatan Iptek Sistem Produksi dan Program Penguatan Kelembagaan Iptek.
Dalam Bidang Pertahanan dan keamanan, BPPT terlibat dalam Program Pengembangan Industri pertahanan. Dalam Bidang Ekonomi, BPPT terlibat dalam Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi. Dalam Bidang Hukum dan Penyelenggaraan Negara, BPPT terlibat dalam Program Peningkatan dan Akuntabilitas Aparatur Negara, Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara.
Sepanjang tahun 2009, BPPT menjalankan 77 kegiatan yang tersebar di 5 Kedeputian Teknis yaitu Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Kedeputian Teknologi Bioindustri dan Agroteknologi (TAB), Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA), Kedeputian Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) serta Sekretariat Utama.
Tugas Pokok Bidang Perpustakaan PDIS-BPPT
Berdasarkan SK Kepala BPPT No. 170/KP/BPPT/IV/2006, setelah BPPT mengalami reorganisasi pada tahun 2006, secara struktural organisasi Bidang Perpustakaan BPPT berada di bawah PDIS. Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyediaan, pengolahan, dan pelayanan bahan pustaka, informasi perpustakaan serta pemasyarakatan hasil-hasil perekayasaan BPPT.
Bidang perpustakaan BPPT merupakan unit kerja eselon 3, dipimpin oleh kepala Bidang Perpustakaan yang membawahi 3 Sub Bidang yaitu :
- Sub Bidang Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka
- Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan
- Sub Bidang Pelayanan Jasa Perpustakaan
Koleksi Perpustakaan
Koleksi Bidang Perpustakaan terdiri dari : 1. Buku (20.000 judul) 2. Majalah tercetak (hadiah) LN/DN (13.500 judul) 3. Majalah Ilmiah populer tercetak yang dilanggan (14 judul) 4. Jurnal online (dilanggan) INFOTRACK. 5. CDROM Fulltext : IEEE/IEE; Standard : ASTM & ISO Quality, Enflex, Food & Drugs, Omni File, Proquest Science, CDROM TTG. 6. Peta sebanyak 30 buah. 7. Surat kabar 8 judul. 9. Koleksi Deposit Terbitan BPPT sebanyak 10.000 judul berupa Buku baik terbitan Kedeputian Teknis, terbitan BPPT-Press maupun hasil kerjasama BPPT dengan Mitra Kerja maupun penerbit buku komersial, prosiding, 11 judul majalah terbitan BPPT, HAKI, Patent dan Standar BPPT. 10. Koleksi digital terbitan BPPT (E-Local Content) yaitu Pangkalan data laporan hasil kaji terap dan karya tulis ilmiah para perekayasa BPPT dalam bentuk elektronik yang dapat diakses secara full-text. 11. E-Books terdiri dari berbagai informasi bidang Iptek dalam bentuk elektronik yang dapat diakses secara full-text.
Jenis Layanan Jasa Perpustakaan
Sejak bergabung dengan PDIS berdasarkan reorganisasi pada tahun 2006, kegiatan operasional Perpustakaan BPPT dilakukan di 2 tempat yaitu :
Kegiatan Sub Bidang Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka dan Kegiatan Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan , dilaksanakan di gedung I BPPT Lantai 11 bergabung dengan Bidang Data dan Informasi, Bidang Sistem dan Jaringan serta Bidang Standardisasi dan Akreditasi.
Sedangkan Sub Bidang Pelayanan Jasa Kepustakaan, berlokasi di Gedung II BPPT Lantai 4.
Bidang Perpustakaan PDIS- BPPT, saat ini memiliki sebanyak 1500 anggota yang merupakan karyawan BPPT dan Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Perpustakaan memiliki Website yang dapat diakses melalui http://perpustakaan.bppt.go.id/web/, serta dikembangkan menggunakan aplikasi pangkalan data Oracle, SQL-Server, MySQL dan Access, dengan Platform: PC LAN’s, Unix/Linux.
Terdapat 12 jenis layanan yang dikembangkan untuk menyediakan layanan aktif dan memberikan kemudahan bagi pengguna antara lain :
1. Jasa Sirkulasi dan Meja Informasi 2. Jasa Penelusuran Informasi 3. Jasa Kesiagaan Informasi atau CAS (Current Awareness Service), 4. Jasa Penyebaran Informasi Terseleksi (Selected Dissemination of Information) 5. Jasa Layanan Majalah Ilmiah 6. Jasa Pengadaan Bahan Pustaka 7. Jasa pelayanan CDROM Full-text 8. Jasa Akses Informasi Ke Jaringan Internet (Hotspot) 9. Jasa Pelatihan Bidang Pusdokinfo 10. Jasa pembuatan Homepage serta 11. Jasa Penerbitan Buku 12. Jasa Layanan Fotokopi.
Peran Pustakawan BPPT di era Perpustakaan 2.0
Efektivitas dan kinerja Pustakawan 2.0 dilihat dari berapa banyak sumber informasi yang tersedia di Website Perpustakaan, diakses oleh pengguna Perpustakaan, karena di era ini pustakawan berorientasi pada layanan jasa berbasis informasi yang tepat, cepat serta sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Untuk mendukung kegiatan tersebut di atas, Perpustakaan harus memiliki fasilitas akses ke jaringan Internet , serta menyediakan beragam pangkalan data koleksi yang selalu dapat di akses melalui website Perpustakaan.
Berdasarkan pengamatan penulis, pada hari Jum’at tanggal 28/08/2009, Website Perpustakaan BPPT versi terkini yang baru dirilis bulan Juli 2009, menggunakan open sources software telah dikunjungi oleh sebanyak 468 pengguna.
Salah satu ciri yang menonjol dari kinerja Perpustakaan 2.0 adalah terjadinya relasi interaktif, multiarah dan partisipatif antara pengguna dan pustakawannya, serta sistem kerja dan koleksi yang bersifat kolaboratif (dari banyak sumber) yang dinamis. Praktik Perpustakaan 2.0 di Indonesia dapat ditandai dengan mulai berkembangnya piranti lunak sistem otomasi perpustakaan, baik yang bersifat gratis (open sources) seperti Senayan Library Software , Greenstone dan Athenaeum Light , maupun sistem otomasi perpustakaan yang komersial.
Pustakawan 2.0 , khususnya yang berhadapan langsung dengan para penggunanya di Sub Bidang Pelayanan Jasa Perpustakaan, berperan sebagai ujung tombak dalam melayani pengguna. Agar berbagai jenis layanan jasa perpustakaan yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal, sejak tahun 2006, Perpustakaan BPPT melakukan perubahan kinerja yang agak radikal antara lain :
1.Pemindahan Unit kerja Perpustakaan yang semula di bawah Pusdiklat BPPT menjadi bergabung dengan Pusat Data, Informasi dan Standardisasi, sehingga dukungan di bidang infrastuktur IT dan bantuan para ahli TIK BPPT untuk Perpustakaan menjadi lebih maksimal. Untuk meningkatkan efektivitas kerja serta memudahkan dalam berkolaborasi, kegiatan Sub Bidang Akuisisi dan Pengolahan Bahan Pustaka dan Kegiatan Sub Bidang Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Perpustakaan , dilaksanakan di gedung I BPPT Lantai 11 bergabung dengan Bidang Data dan Informasi, Bidang Sistem dan Jaringan serta Bidang Standardisasi dan Akreditasi.
Sedangkan untuk menyediakan layanan prima bagi pengguna Perpustakaan, Sub Bidang Pelayanan Jasa Kepustakaan, berlokasi di Gedung II BPPT Lantai 4.
Dalam rangka reformasi birokrasi, dilakukan pergantian pimpinan unit kerja di perpustakaan, serta menerapkan budaya kerja BPPT yang lebih responsive terhadap kebutuhan masyarakat penggunanya.
Perubahan kinerja pustakawan yang semula sangat kaku, bekerja monoton hanya berpedoman pada satminkal dimana pustakawan ditempatkan (pustakawan pengadaan, pustakawan pengolahan, pustakawan pelayanan) , kini bisa berkolaborasi menjadi pustakawan yang multitasking dan fleksibel ditempatkan untuk bergabung dalam tim sesuai program kerja yang telah ditentukan dalam rangka memberikan layanan prima bagi pengguna.
Untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna dalam bekerja serta mengakses informasi di Perpustakaan, pada tahun 2007, Perpustakaan BPPT telah selesai melakukan Relayout atau desain ulang ruang Perpustakaan di gedung II Lantai 4. Perpustakaan BPPT kini terlihat lebih lapang, lebih ceria karena Katalog Online, dilengkapi dengan meja yang berwarna-warni serta jok kursi diperbaharui dengan cover warna cerah bernuansa café yang terlihat modern dan terbuka, fasilitas Hotspot bagi pengguna yang membawa laptop sendiri juga dibuat menyenangkan sehingga pengguna nyaman bekerja di perpustakaan.
Infrastruktur hardware dan software pendukung teknologi Informasi Perpustakaan 2.0 setiap tahun semakin lengkap.
Pembinaan bagi Pustakawan dilakukan dengan membiayai pendidikan formal bagi staf Perpustakaan yang belum menempuh jalur pendidikan S1. Aktif dalam berbagai pelatihan seperti I Love Customer for Library Services, tergabung dalam Komunitas Budaya Kerja BPPT (BPPT Culture) yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan serta outbond untuk menjalin kebersamaan dalam bekerja, aktif mengikuti kegiatan lokakarya, seminar, pelatihan serta studi banding, magang dan pelatihan otomasi perpustakaan di PDII-LIPI, IPB, Perpustakaan Pusat UI, Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Diknas, Universitas Petra, dll.
Untuk memahami perkembangan terkini seputar kegiatan Pusdokinfo, Pustakawan BPPT terlibat aktif dalam kegiatan Ikatan Pustakawan Indonesia, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi, Forum Perpustakaan Khusus serta Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan Indonesia serta komunitas perpustakaan digital.
Untuk pemutakhiran isi website Perpustakaan, Pustakawan aktif menambah/mengupdate informasi yang tersedia, memantu informasi digital serta website yang dikembangkan berbagai unit kerja di BPPT serta 5 LPND Ristek yang lainnya maupun pusat-pusat informasi di manca negara
Sebagai contoh :
Bagaimana upaya para perekayasa Kelompok Penelitian Air Bersih mempromosikan empat jurnal ilmiah terakreditasi serta buku-buku terbitan mereka melalui situs http://www.kelair.bppt.go.id/ yang kemudian di hyperlink serta dapat pula diakses melalui situs Perpustakaan PDIS-BPPT (http://perpustakaan.bppt.go.id/).
Untuk memudahkan para pengelola (dewan redaksi), penulis serta pengguna jurnal ilmiah terakreditasi terbitan BPPT, Bagian Humas BPPT pada Pameran dalam Rangka HUT BPPT ke 31, yang digelar tanggal 18 – 20 Agustus 2009 yang lalu, merilis jurnal Sains dan Teknologi versi online periode terbitan 2003 – 2008 yang dapat diakses melalui website Perpustakaan BPPT.
Menfasilitasi penulis BPPT yang akan menerbitkan buku dan jurnal dengan membantu pengurusan KDT/ISBN ke Perpustakaan Nasional serta pengurusan ISSN ke PDII-LIPI serta berupaya mengumpulkan softcopy karya ilmiah yang dihasilkan untuk melengkapi koleksi BPPT Heritage (Deposit) di perpustakaan.
Dalam menyediakan layanan prima bagi pengguna, sejak tahun 2007, Ka. Sub Bidang Pelayanan Jasa Perpustakaan dibantu oleh 5 orang pejabat fungsional pustakawan tingkat ahli (Pustakawan Muda dan Pustakawan Madya) yang di lingkungan PDIS-BPPT dikenal sebagai Pustakawan by Education, melaksanakan kegiatan Piket di Meja Informasi Perpustakaan secara bergantian sebanyak 1 kali 1 minggu.
Kegiatan Piket di Meja Informasi bertujuan untuk :
Bekerjasama dengan Kepala Bidang Perpustakaan dan Ka. Sub Bidang Pelayanan Jasa Perpustakaan, rekan-rekan di Urusan Sirkulasi, Urusan Majalah, Urusan Fotokopi dan Penelusuran Informasi serta rekan-rekan sejawat pustakawan tingkat ahli dalam memberikan layanan prima kepada semua pengunjung perpustakaan atau pemakai jasa perpustakaan baik yang terdaftar sebagai anggota maupun bukan anggota Perpustakaan dalam hal :
Melayani pengguna dalam mencari informasi yang diperlukan, khususnya akses journal online, CD-ROM, buku-buku terbitan BPPT-Press serta Unit kerja di Lingkungan BPPT, serta koleksi Deposit Terbitan BPPT serta membuat laporan kegiatan penelusuran informasi setiap bulan.
Melakukan kegiatan promosi melalui Website, Pameran, mencetak Standing Banner, Brosur kegiatan Perpustakaan terkini dengan motto : Your Satisfaction is our concern atau Kami siap membantu kebutuhan Informasi Iptek Anda.
Menjawab penelusuran yang dipesan melalui telepon, fax, surat, maupun SMS,e-mailpustaka-milis@webmail.bppt.go.id; bursaide@webmail.bppt.go.id; the_ics@yahoogroups.com; perpustakaan@webmail.bppt.go.id
Sebagai contoh :
Melalui milis the Indonesian Cyberlibrary Society
(the_ics@yahoogropus.com) , penulis yang tergabung sebagai anggota dapat berkomunikasi dengan teman sejawat, mempromosikan berbagai kegiatan Konggres dan Seminar Ilmiah yang akan diselenggarakan oleh
Ikatan Pustakawan Indonesia, sekedar berkirim kabar atau berkonsultasi mengenai pekerjaan teknis di perpustakaan
Melalui milis bursaide@webmail.bppt.go.id, suatu forum komunikasi antar warga BPPT yang dirilis tahun 2008, perpustakaan BPPT banyak mendapatkan dukungan, masukan saran serta ide-ide yang membangun seputar layanan Journal Online yang telah dilakukan, berinteraksi dengan para perekayasa dan peneliti, pejabat struktural dan fungsional yang bersedia berbagi informasi khususnya Journal Online yang mereka miliki karena keanggotaan mereka pada berbagai asosiasi profesi bidang teknik baik di dalam maupun di luar negeri, untuk dimanfaatkan bersama.
Mengupdate Berita Pustaka atau Info terkini seputar kegiatan kepustakawanan baik yang dilakukan BPPT maupun komunitas pustakawan Indonesia melalui http://perpustakaan.bppt.go.id/rawatperpus/
Menghubungi para peneliti/perekayasa BPPT jika diperlukan oleh pengguna /tamu perpustakaan yang ingin berkonsultasi.
Untuk memaksimalkan keterpakaian jurnal online yang dilanggan Perpustakaan BPPT, pustakawan by Edu menyediakan /menerbitkan Paket Teknologi Informasi Terseleksi (PITT) dari journal online INFOTRACK yang dilanggan, serta informasi yang bersifat public domain dari internet, sesuai dengan pesanan para Koordinator Bidang Kegiatan di BPPT atau pesanan pengguna secara pribadi. Saat ini hasil repackaging information tersebut, telah diterbitkan sebanyak 12 PITT dalam format tercetak (buku) serta CDROM.
Membuat profil minat jenis informasi apa saja yang dibutuhkan di lapangan
Menjaga infrastruktur dan fasilitas Perpustakaan , agar dapat berfungsi dengan baik
Mengkoordinir kegiatan promosi Perpustakaan dalam rangka sosialisasi fasilitas Hotspot, serta Layanan Journal online terbaru dengan menyelenggarakan presentasi produk.
Menjalin kerjasama dengan pengguna antara lain dengan mengadakan kegiatan Pemutaran film Dokumenter/ Sejarah Jakarta tempo dulu di Perpustakaan, dalam rangka Ulang Tahun Jakarta.
Menghubungi panitia seminar yang dilaksanakan di BPPT dalam rangka mendapatkan buku atau prosiding terbaru baik versi tercetak maupun digital (CD-ROM) untuk melengkapi koleksi deposit terbitan BPPT di perpustakaan.
Berkolaborasi dengan berbagai Perpustakaan, khususnya dengan Perpustakaan Unit kerja di lingkungan BPPT untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Mengkoordinir kegiatan pertukaran koleksi terbitan instansi antar Perpustakaan yang secara rutin mengirimkan terbitan instansinya ke BPPT serta mengirimkan koleksi terbitan BPPT ke Perpustakaan deposit seperti Perpustakaan Nasional, PDII-LIPI, Library of Congres, Australia National Library, serta perpustakaan khusus bidang Iptek lainnya.
Perpustakaan 2.0 mensyaratkan adanya pustakawan yang melek teknologi, bersahabat, mau berbagi, gaul, aktif di situs jejaring sosial, mahir menulis sekaligus narsis. Dalam logika Perpustakaan 2.0 upaya menjual citra diri semata-mata bertujuan untuk memasarkan perpustakaan yang dikelola. Oleh karena itu tiap pustakawan wajib memiliki blog/website pribadi.
Perpustakaan 2.0 merupakan suatu sistem yang dapat memenuhi perubahan paradigma dari system oriented ke user oriented. Melalui Perpustakaan 2.0, pustakawan dilibatkan dalam memupuk kekayaan kandungan informasi yang disediakan, termasuk layanan online seperti sistem OPAC serta meningkatkan alur informasi dari pengguna kembali ke perpustakaan.
Siapkah kita mengantisipasi perubahan menuju Perpustakaan berkinerja P 2.0 ? Semoga upaya yang telah penulis uraikan di atas dapat memotivasi rekan-rekan sejawat pustakawan dan mitra kerjanya (Pakar TIK) untuk tetap semangat dalam mengembangkan Perpustakaan PDIS-BPPT menuju Perpustakaan 2.0. yang dapat diandalkan oleh para perekayasa serta pengguna perpustakaan lainnya.
Daftar Pustaka
Agus M. Irkham (2009) . Library 2.0 : Generasi Kedua. Diposting oleh iboekoe on Jul 19th, 2009 dalam topik Perpustakaan. Tersedia online pada http://indonesiabuku.com/?p=1069/, diakses 28 /08/2008, pkl 01:20 wib.
Blasius Sudarsono (2008). Perpustakaan Dua titik Nol : Pengantar pada Konsep Library 2.0 . Visi Pustakawan Volume 10 Nomor 2, Agustus 2008, hal 9-14.
Blasius Sudarsono (2008). Teori Library 2.0 : Web 2.0 dan dampaknya terhadap Perpustakaan . Visi Pustakawan Volume 10 Nomor 2, Agustus 2008, hal. 30-37.
Brosur Perpustakaan BPPT tahun 2009.
Donny Apriliananda (2009). Instant Messenger (IM) : Komunikasi Gratis Tapi Praktis. Harian Seputar Indonesia, Rabu, 26 Agustus 2009, hal. 37.
Engkos Koswara Natakusumah (2009). Pendidikan Tinggi Berbasis E-Learning. Sains & Teknologi : berbagi Ide Untuk Menjawab Tantangan dan Kebutuhan oleh Ristek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Indonesia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Identifikasi & Pemetaan Sistem Data, Informasi, Sistem Jaringan Informasi & Sistem Mutu UPT/Balai Besar/Balai Tahun 2007 . Sadono Srihardjo (Editor). Jakarta : PDIS-BPPT, 2007.
Indonesia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Rencana Kegiatan dan Anggaran : RKA BPPT 2009. Jakarta : Biro Perencanaan BPPT, 2009.
Mc. Duff, Rebecca (2009). Web 2.0 Dalam perkembangan Library 2.0 Serta pengaruhnya Terhadap Dunia Kepustakawanan. Tersedia online pada http://isipii-librarian-indonesia-blogspot.com/2009/05/hasil-talkshow-library-2.0. sabtu-16 mei-html/
Peran Aktif Perpustakaan PDII-LIPI dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Tersedia online pada http://www.pdii-lipi.go.id/peran-aktif-perpustakaan, diakses pada 27/08/2009, pkl 09:13 wib.
Perpustakaan BPPT berlangganan Jurnal Online Gale Concage Group/Infotract (Berita Terbaru di Website Perpustakaan BPPT) . Tersedia online pada http://perpustakaan.bppt.go.id/baca.php?cat=berita&id=9/ diakses 28/08/2009 pkl 02: 49 wib.
Pidato tahunan Kepala BPPT DR. Ir. Marzan Aziz Iskandar. Siaran BPPT, Edisi : 4 /VIII/2009, Selasa, 24 Agustus 2009
Seminar dan Workshop Pemberdayaan “Library 2.0” dan “Open Source” untuk Pengelolaan dan Layanan Perpustakaan Elektronik. Tersedia online pada http://www.pnri.go.id/activities/announcement/idx-id.asp?box=dtl&i.../
Umi Proboyekti (2008). Library 2.0 : Konsep Pengembangan Perpustakaan. Tersedia online pada http://sambungjaring.blogspot.com/2008/03/library-20-konsep-pengembangan-html/, diakses pada tanggal 28 /08/ 2009, pkl 11: 56 wib..
Weinberger, David (2008). Das Ende der Schublade : die Macht der neuen digitalen Unordnung (Berakhirnya laci penyimpan informasi : Dominansi informasi digital yang berkembang sejak era tahun 90-an hingga kini yang serba tidak beraturan). Muenchen : Hanser Verlag, 2008. Tersedia online pada http://www.goethede/ins/id/lp/wis/bib/id4343941.html/
Website 2.0 Perpustakaan Goethe-Institut Indonesien. Tersedia online pada http://www.goethede/ins/id/lp/wis/bib/id4343941.html/