Contoh Proposal Bab III Metode Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kenagarian Aie Angek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar yaitu secara purposive atau sengaja karena kelompok tani pambalahan merupakan salah satu sentra penghasil sayuran di Sumatera Barat. Selain itu didaerah ini, pemerintah melaksanakan Program Pengembangan Kawasan Agribisnis Sayuran Organik (KASO).
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu dimulai bulan Desember 2009 sampai bulan Januari 2009 terhitung sejak dikeluarkannya surat turun penelitian dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
3.2 Metode Penelitian Dan Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study) yaitu penelitian yang diadakan untuk memperhatikan faktor-faktor dan gejala yang ada dan keterangan-keterangan serta mendapatkan kebenaran terhadap praktek-praktek yang sedang berlangsung (Nazir, 1999).
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu semua petani yang tremasuk kedalam kelompok tani Pambalahan. Karena kelompok tani Pambalahan merupakan satu-satunya kelompok tani yang sudah menerapkan pertanian organik di Kenagarian Aie Angek dengan jumlah petani 40 orang yang melakukan usahatani kubis.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan kunci (key informan) secara mendalam dengan bantuan pengisian daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini untuk kelompok tani pambalahan.
Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari lembaga atau instansi yang berhubungan dengan penelitian ini seperti dinas pertanian, BPP (Balai Penyuluh Pertanian), kantor wali nagari, serta literatur-literatur yang relevan seperti buku-buku, jurnal penelitian internet dan laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Variabel Yang Diamati
Berdasarkan tujuan pertama yaitu mendeskripsikan masalah kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayuran organik di kecamatan X Koto, maka variabel yang diamati :
A. Masalah Teknis meliputi sentra produksi yaitu
a. pengolahan lahan meliputi : pembersihan lahan dan pengaturan jarak tanam.
b. penanaman meliputi : penyiapan bibit, cara tanam dan pola tanam.
c. jenis bibit yang digunakan petani.
d. pemupukan meliputi cara pemupukan dan jumlah pupuk yang digunakan.
e. pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit
f. penggunaan pestisida
g. pemanenan meliputi : kriteria siap panen, waktu panen dan cara panen.
B. Masalah Sosial meliputi keterlibatan pemerintah dan msyarakat didaerah sekitar.
C. Masalah Ekonomi meliputi pengadaan modal dan pemasaran.
Untuk tujuan kedua yaitu untuk menganalisis pengaruh Institut Pertanian Organik (IPO) terhadap kelompok tani Pambalahan dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayuran organik, maka variabel yang diamati adalah jenis kegiatan, materi, metode, media, tempat dan waktu pelaksana kegiatan pelatihan petanian sayuran organik.
Untuk tujuan ketiga yaitu menganalisis strategi pengembangan kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayuran organik di Kecamata X Koto meliputi variabel yang diamati adalah :
A. Faktor Sosial dapat dilihat dari :
a. Kelembagaan petani yaitu keikutsertaan petani dalam kelompok tani.
b. Pelatihan dan percontohan pertanian organik yaitu Institut Pertanian Organik (IPO).
c. Penyuluhan yaitu adanya program dari penyuluh yang berkaitan dengan pengembangan kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayur organik.
B. Faktor Ekonomi
4 subsistem agribisnis
a. subsistem hulu yaitu pengadaan sarana produksi (industri benih, pupuk, pestisida dan alsintan) meliputi harga saprodi dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).
b. subsistem budidaya (on-farm) yaitu yang menghasilkan komoditas pertanian primer.
c. subsistem agribisnis hulu yaitu pengolahan hasil baik menghasilkan produk antara maupun produk akhir.
d. subsistem pemasaran yaitu pendistribusian produk dari sentra produksi ke sentra konsumsi dan subsistem jasa penunjang yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yang mendukung pengembangan agribisnis.
C. Faktor Karakteristik petani, dapat dilihat dari :
a. Umur yaitu umur petani pada saat penelitian berlangsung yang dibulatkan keulang tahun terdekat yang dinyatakan dalam tahun (Th).
b. Luas lahan yang diukur dalam satuan Hektar (ha).
c. Pendidikan dilihat dari tingkat pendidikan terakhir petani.
d. Pengalaman berusahatani sayuran yaitu lamanya petani menekuni usahatani sayuran yang dinyatakan dalam tahun (Th).
D. Penggunaan Sumber Daya, dapat dilihat dari :
a. Lahan, meliputi : kepemilikan lahan, penguasaan kawasan.
b. Produksi / produktivitas.
c. Tenaga Kerja yaitu seluruh tenaga kerja yang dicurahkan dalam kegiatan usahatani sayuran baik Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) maupun Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK).
3.5 Analisa Data
Analisa data untuk tujuan pertama yaitu Mendeskripsikan masalah kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayuran organik dianalisa dengan analisa deskriptif kualitatif, dimana dalam penelitian ini akan dibahas permasalahan yang dialami oleh petani antara lain : masalah teknis, masalah sosial dan masalah ekonomi
Untuk tujuan kedua yaitu Mendeskripsikan pengaruh IPO terhadap kelompok tani pambalahan erkait dengan pembangunan kawasan agribisnis sayuran organik dianalisa denagn deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran dan bentuk pengaruh kegiatan IPO terhadap kelompok tani pambalahan. Untuk mengukur sejauh mana pengaruh kegiatan IPO terhadap kelompok tani pambalahan dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayuran organic, maka digunakan metode skor, yaitu pemberian nilai/ skor melalui penyebaran kuisoner untuk setiap variabel yang diamati. Dari penilaian skor ini, maka data akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Untuk menguji nilai skor yang diperoleh, ditentukan melalui rumus sebagai berikut:
Nilai rata-rata = Ni / n
Keterangan:
Ni = Jumlah Skor keseluruhan pengaruh kegiatan IPO
n = Jumlah responden
Berdasarkan nilai skor diatas maka pengaruh kegiatan IPO terhadap kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis sayuran organik.
Peranan kegiatan penyuluhan = Total skor yang diperoleh x 100%
Total skor yang diharapkan
Sehingga skor pengaruh kegiatan IPO tersebut dikategorikan sebagai berikut:
a. Sangat berpengaruh, bila rata-rata skor yang diperoleh 79 - 99
b. Cukup berpengaruh, bila rata-rata skor yang diperoleh 56 - 78
c. Kurang berpengaruh, bila rata-rata skor yang diperoleh 33 - 55
Penentuan tiga kategori tersebut didapatkan dari rentang nilai dengan rumus:
R = Skor tertinggi – Skor terendah
n
Keterangan: n = jumlah kategori rendah, sedang, dan tinggi
R = range ( rentangan)
Untuk tujuan ketiga yaitu Menganalisis strategi pengembangan kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis di Kota Padang Panjang digunakan analisa SWOT. Analisa SWOT yang memuat variabel faktor internal yang meliputi aspek yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta variabel faktor eksternal yang meliputi aspek yang menjadi peluang dan ancaman.Dari analisa SWOT yang dilakukan ini, maka diharapkan segala kemungkinan yang menguntungkan dan merugikan, baik berasal dari dalam atau dari luar sehubungan dengan pengembangan kelompok tani dalam mendukung pembangunan kawasan agribisnis ini, akan dapat diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya.
3.6 Definisi Operasional
Dari kerangka teori, konsep dan kerangka yang telah disajikan pada bagian tinjauan pustaka, maka penelitian ini menggunakan defenisi oprasional agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Adapun defenisi itu adalah sebagai berikut
1. Kelompok tani merupakan lembaga yang menyatukan para petani secara horizontal dan vertikal.
2. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi masyarakat pertanian di kawasan agropolitan. Dimana terdapatnya kegiatan belajar mengajar dalam perubahan sikap, keterampilan, dan perilaku masyarakat tani di kawasan agropolitan. Dalam proses pembelajaran, dilengkapi dengan penyuluh sebagai pengajar, materi yang disampaikan, media yang digunakan, dan sasaran (petani) sebagai orang yang disuluh.
3. Tanaman hortikultura adalah berbagai jenis tanaman sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan yang diusahakan oleh petani di kawasan agropolitan. Adapun jenis tanaman hortikultura yang banyak diusahakan adalah sayuran dataran tinggi seperti wortel, sawi, cabe, kubis, kol, kentang, daun bawang, seledri, dan lain sebagainya.
4. Pasar hasil pertanian adalah sarana penampungan dan pemasaran hasil pertanian masyarakat di kawasan agropolitan Koto Baru Kecamatan X Koto seperti Sub Terminal Agribisnis (STA) yang dilengkapi dengan pasar lelang, gudang penyimpanan (cold storage), sarana pencucian, sortasi dan prossesing hasil pertanian sebelum dipasarkan.
6. Partisipasi adalah peran serta / inisiatif masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, yaitu meliputi pada perencanaan kegiatan sampai pada mengevaluasi dan menikmati hasil kerja. Partisipasi masyarakat seperti dalam penentuan usulan kegiatan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
7. Lembaga pertanian adalah lembaga / organisasi petani yang mengelola setiap kegiatan usaha tani baik yang bersifat formal maupun informal seperti BPP, kelompok tani / gapoktan, P3A, Koperasi, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Michail Porter berjudul “What is Strategy?” yang dimuat dalam Harvard Business Review November-Desember 1996.
Bappenas. 2004. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal.
Dinas Pertanian. 2007. Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.
Indraningsih, Kurnia, Suci, Ashari dan Supena Friyatno. 2005. Strategi Pengembangan Model Kelembagaan Kemitraan Agribisnis Hortikultura di Bali. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor.
Kedi Suradisastra. 2006. Revitalisasi Kelembagaan Untuk Percepetan Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian, Volume 4 No 4 Desember 2006.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, Penerbit Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian . Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sadikin,Ikin, Rita Nur Suhaeti, dan Kedi Suradisastra. 1999. Kajian Kelembagaan Agribisnis Dalam Mendukung Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Berbasis Agroekosistem. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian.
Sapja Anantanyu. 2004. Gambaran Kemiskinan Petani dan Alternatif Pemecahannya. MK Pengantar ke Falsafah Sains (PPS 702).
Saptana, Ariningsih E, Saktyanu KD, Sri Wahyuni, Valeriana. 2005. Kebijakan Pengembangan Hortikultura di Kawasan Agribisnis Hortikultura Sumatera (KAHS). Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian, Volume 3 No1 Maret 2005.
Saptana, Saktyanu KD, Sri Wahyuni, Ening Ariningsih dan Valeriana Darwis. 2004. Integrasi Kelembagaan Forum KASS dan Program Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan Agribisnis Sayuran Sumatera. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian, Volume 2 No3 September 2004.
Saptana, Sunarsih, Kurenia Suci Indraningsih. 2005. Mewujudkan Keunggulan Komparatif Menjadi Keunggulan Kompetitif Melalui Pengembangan Kemitraan Usaha Hortikultura. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor.
Sry Wahyuni. 2007. Integrasi Kelembagaan di Tingkat Petani : Optimalisasi Kinerja Pembangunan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi.Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani 10 Juni 2009.
Suradisastra, Kedi. 2008. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Pusat Analisa Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 26 No 2 Desember 2008.
Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor.
Van Den Ban.A.W dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian.
Kanisius .Yogyakarta.
Yudhoyono, S. Bambang, 2006, Pembangunan Pertanian Indonesia dari Revolusi Hijau ke Pertanian Berkelanjutan, Orasi Ilmiah di Universitas Andalas Padang Tanggal 21 September 2006
http://www.indonesia.go.id { 14 April 2008}.
Yunasaf, Unang. 2005. Kepemimpinan Ketua Kelompok dan Hubungannya dengan Keefektifan Kelompok.
Yusmaini. 2009. Kesiapan Teknologi Mendukung Peretanian Organik Tanaman Obat : Kasus Jahe.