Pengertian e-learning

Pengertian e-learning 
Istilah e-learning tergolong tergolong sesuatu yang baru, actual dalam perkembangan pendidikan. Istilah e-learning muncul dengan seiring perkembangan kemajuan dunia elektronika dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia sekarang ini, terutama teknologi internet dan teknologi yang berbasiskan computer sebagai alat pengolah data dan informasi.

Istilah e-learning juga muncul seiring dengan munculnya istolah-istilah e-e yang lain, seperti : E-Government (strategi pembangunan dan pengembangan system pelayanan public berbasis teknologi digital), E-Tendering, dan lainlain.

E-learning sendiri atau Elektronik Learning sudah ada sejak tahun 1970.

Secara filosifis e-learning dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
2. E-learning menyajikan seperangkat alat, teknologi yang dapat memperkaya nilai belajar sehingga dapat menjawab tantangan era globolisasi.
3. E-learning tidak berarti menggantikan model konvensional belajar didalam kelas, tapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengembangan teknologi pendidikan.
4. E-learning memungkinkan proses pembelajaran yang fleksibel tanpa terbatas oleh waktu, tempat, dan jarak.

E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer atau Internet. e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-lerning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning.

Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan e-laerning, diantaranya :

1. Pembelajaran jarak jauh.
E-learning memungkinkan pembelajaran untuk menimba ilmu tapa harus secara fisik hadir dikelas. Proses pembelajaran bisa bilakukan dari tepat yang berbeda antara peserta didik dan gurunya, interaksi ini bisa secara on-line maupun off-line.

Pembelajaran jarak jauh ini juga bisa menggunakan CD/DVD yang telah berisi matari dalam pembelajaran.

Materi pembelajaran bisa dikelola oleh suatu pusat penyediaan bahan ajar yang disepakati, bisa diakses contentnya oleh peserta didik. Disamping itu peserta didik juga bisa mengatur sendiri waktu belajar, tempat dimana dia mengakses pelajaran.

2. Pembelajaran dengan perangkat computer
Dengan memiliki computer yang terkoneksi dengan internet maka maka dapat berpartisipasi dalam e-learning. Pada umumnya perangkat dilengkapi oleh perangkat multimedia, cd drive, dan jaringan. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat computer partisipan yang mau ikut pros pembelajaran tidak dibatasi dengan kapasitas jumlah.

3. Pembelajaran formal vs informal
E-learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun nonformal, secara formal e-learning missalnya pembelajaran atas kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati oleh pihak-pihak terkait.

Sedangkan secara non-formal e-learning bisa dilakukan melalui sarana mailing list, e-newslatter atau website pribadi.

4. Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Walaupun sepertinya e-learning diberikan hanya melalui perangkat computer, e-leaening ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli dibidang masing-masing, yaitu :
a. Subjek Matter Expert (SME) atau nara sumber deari penelitian yang disamoaikan
b. Intructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendisain materi dari SME menjadi materi e-learning dengan memasukan unsure metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
c. Grafhic Designer (GD), mengubah materi teks menjadi bentuk grafis , gambar, warna, dan layout yang enak dipandan dan lebih menarik untuk dipelajari.
d. Ahli bidang Learning Management System (LMS), tugas LMs ini utuk mengelola system diwebsite yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan peserta didik, maupun antara siswa dengan siswa lainnya, melalui LMs ini siswa juga bisa melihat nilai tugas dan nilai test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas dan test) yang diperoleh peserta didik.

Dalam pembulajaran e-laerning ini bisa melihat model-model yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-tast yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instuktur, nara sumber, dan pembelajar lain.

Pada proses nya e-learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tapi seperti pembelajaran konvensional juga, e-learning ditunjang oleh para ahli diberbagai bidang yang berhubungan dan yang di butuhkan dalan prosesnya.

Teknologi Pendukung e-Learning
Teknologi pendukung e-learning dimaksudkan sebagai teknologi yang dapat digunakan untuk membuat dan mengembangkan e-learning. Teknologi di ini juga dimaknakan sebagai perangkat lunak (software). Penulis sengaja menghindari makna teknologi dalam arti perangkat keras (hardware) yang lebih berkonotasi memiliki kompleksitas kerja yang tinggi.

Dengan pemahaman teknologi sebagai perangkat lunak, maka akan terfokus pada fungsi sistem.
Teknologi pendukung e-learning dapat dibedakan menjadi teknologi off-line dan on-line. Teknologi off-line adalah teknologi yang yang digunakan dan memungkinkan pengembang e-learning meng-create e-learning dan disajikan secara off-line. Dengan demikian, hanya pengembang yang dapat menikmati sajian e-learning.

Tools yang dapat dimanfaatkan saat ini telah banyak tersedia, misalnya, Microsoft Word dengan fasilitas Web-page-nya, Net Fusion, Corel Draw, Flash Builder, dsb. Oleh karena itu, seorang pengembang e-learning harus minimal menguasai satu tools. Kemudian, ketika pengembang telah menyelesaikan proses off-line, maka sajian e-learning tersebut harus di-up-load ke alamat yang sebelumnya telah disediakan oleh pengembang. Proses ini adalah proses on-line. Dalam proses ini pengembang memerlukan teknologi on-line. Teknologi on-line adalah teknologi yang digunakan dan memungkinkan pengembang menyajikan materi pembelajaran secara online.

Dengan demikian, sajian materi pembelajaran dapat diakses oleh siapa saja yang tertarik. Tools yang digunakan adalah jaringan internet dan up-loader. Fungsi up-loader ialah mengirim dan menyimpan materi pembelajaran yang telah dicreate dan dikembangkan ke suatu alamat tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. Alamat ini disebut Home-page. Home-page dapat di-create dari suatu server pribadi atau dari fasilitas gratis yang banyak tersedia di internet.

Up-loader yang digunakan dapat menggunakan tools yang ada namun disarankan menggunakan fasilitas up-loader yang telah tersedia di internet khususnya yang menyediakan free home-page. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dialog teknis yang seringkali sulit dipahami oleh pengembang e-learning.

Persoalan dalam e-Learning
Telah banyak diakui oleh berbagai pihak bahwa pembelajaran elearning memiliki keuntungan-keuntungan, baik bagi pengajar mau pun pebelajar. Namun tidak sedikit pula yang setuju bahwa e-learning juga membawa persoalan tersendiri.

Pertama, persoalan kebosanan peserta belajar. Kebosanan ini terjadi karena hampir semua produk e-learning menyajikan proses yang hamper tidak berbeda antara satu dengan lainnya meskipun dengan desain yang berbeda. Kebosanan ini hampir-hampir tidak ada obatnya. Salah satu obat yang kemungkinan bermanfaat untuk menghilangkan kebosanan peserta belajar ialah adanya kreativitas yang tinggi pada pengembang materi pembelajaran dan pengembang e-learning.

Kedua, persoalan keakurasian informasi belajar yang disajikan. Telah banyak diketahui bahwa kemajuan teknologi informasi selain membawa dampak positif (misalnya untuk mengembangkan e-learning) juga membawa dampak negatif, yaitu munculnya hackers yang sering mengganggu. Gangguan tersebut dapat tidak disengaja, disengaja, atau pun disengaja dengan direncanakan. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya ialah melakukan proteksi dan penyegaran informasi belajar (refreshing). 

Memproteksi adalah upaya melindungi informasi belajar dengan cara memproteksi semua dokumen yang ditampilkan dalam e-learning dari pengubahan-pengubahan yang mungkin dilakukan oleh peserta belajar atau pengguna lainnya. Cara melakukan penyegaran ialah dengan meng-up-load kembali informasi belajar ke alamat yang sama dan menindihnya.

Penyegaran informasi belajar yang disajikan dalam e-learning dapat dilakukan secara terjadwal atau pun dilakukan sekali waktu atau sewaktuwaktu. Ketiga, persoalan pembelajaran keterampilan yang menekankan learning by doing. Lebih banyak e-learning di-create dan dikembangkan untuk proses pembelajaran yang menekankan proses pengembangan kognitif. Memang tidak mungkin mengembangkan e-learning untuk proses pembelajaran pengembangan keterampilan, misalnya mengelas, menyetir, mengoperasi pasien, dsb. Andaikan pun dapat dilakukan pastilah amat sulit mengkonstruksinya.

Prinsip media dalam e-learning
Ruth Clark (Clark, 2002) meniliskan enam prinsip yang harus diperhatikan berkaitan berkitan dengan elemen media yang digunakan supaya sebuah prograb e-learningberlangsung efektif. Keenem prinsip menyangkut elemen media dalam e-learning yang disebutkan Clark berikut merupakan dasar-dasar bagaimana mengembangkan media dalam e-learning.

Pengembangan media yang dimaksud disini adalah menyangkut kombinasi teks, grafik, dean suara untukpenyanpaian materi pambelajaran. Keenam prinsip tersebutadalah :

1. Prinsip multimedia
Menambahkan grafik kedalam teks meningkatkan kegiatan belajar. Yang dimaksud dengan grafik disini adalah gambar diam (garis, sketsa, diagram, foto) dan gambar bergerak (animasi dan video). Grafik yang ditambahkan kedalam teks sebaiknya yang selaras dengan pesan yang disampaikan dalam teks. Grafik yang ditambahkan untuk hiburan (entertainment) dan kesan dramatis tidak saja yidak meningkatkan kegiatan belajar, tapi justru dapat menurunkan kegiatan belajar.

2. Prinsip Contiguity (kedekatan)
Menempatkan teks didekat grafik meningkatkan kegiatan belajar. Contiguity merujuk pada susunan teks dan grafik pada layar. Seringkali dalam susunan materi e-learning, grafik disimpan pada bagian atas atau bawah teks sehingga teks dan grafik tidak bisa dilihat dalan satu layar, atau teks dan grafik tidak dapat dilihat secara bersamaan. Ini merupakan pelanggaran yang umum terjadi terhadap prinsip contiguity, yang menyatakan sebaiknya grafik dan teks yang bersesuaian diletakan berdekatan.

3. Prinsip modality
Menjelaskan grafik dengan suara meningkatkan kegiatan belajar. Prinsip ini terutama berlaku untuk animasi atau visualisasi kompleks dalam suatu topic yang relative kompleks dan belum dikenal oleh peserta didik.

4. Prinsip Redundancy (kelebihan)
Menjelaskan grafik dengan suara dan teks yang berlebihan dapat merusak kegiatan belajar. Banyak program e-learning yang menyajikan kata-kata dalam teks dan suara yang membaca teks. Banyak hasil riset yang mengindikasikan bahwa kegiatan belajar terganggu ketuka sebuah grafik dijelaskan melalui kombinasi teks dan narasi yang membaca teks.

5. Prinsip Coherence (kesesuaian)
Menggunakan visualisasi, teks, dan suara yang tidak berhubungan (sembarangan) dapat merusak kegiatan belajar. Dalam banyak mwebsite e-learning sering ditemukan penambahan-penambahan yang tidak perlu, misalnya penambahan games, music latar, dan ikon-ikon tokoh kartun terkenal. Penambahan-penambahan ini selain tidak meningkatkan kegiatan belajar, juga dapat merusak kegiatan belajar itu sendiri.

6. Prinsip Personalisasi
Menggunakan bentuk percakapan dan gaya-gaya pedagogis dapat meningkatkan kegiatan belajar. Sejumlah penelitian yang dirangkum oleh Byron Reeves dan Clifford dalam bukunya, The Media Equation, menunjukan bahwa seseorang memberikan respon terhadap koputer seperti ketika ia memberikan respon kepada orang lain.

Pemilihan media untuk materi e-learning menyerupai dengan pemilihan media untuk pembelajaran dengan system tatap muka atau tradisional. Penyampain materi pembelajaran melalui media on-line menawarkan kemudahan akses bagi peserta didik. Pemilihan media untuk e-learning dimulai dengan melihat tujuan kegiatan belajar, yaitu apakah tujuan belajar dapat dicapai melalui kegiatan mendengarkan, melihat, atau melalui interaksi media.

Jenis-Jenis E-Learning
Selain media-media elektronik tersebut di atas, kemudian dikembangkan e-learning dengan menggunakan jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasiinformsai perkuliahan juga bisa real-time. Dan di dalam e-learning berbasis internet ini komunikasi dua arah pun dapat terjadi, yang diimplementasikan dengan forum diskusi perkuliahan yang dapat dilakukan secara online dan real time, meskipun tidak secara langsung tatap muka.

Kelebihan lainnya, system e-learning ini tidak memiliki batasan akses, sehingga memungkinkan lebih banyak waktu untuk melakukan perkuliahan. Di dalamnya terdapat penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada mahasiswa. Sehingga jelas aktifitas perkuliahan ditawarkan sepenuhnya untuk bisa melayani layaknya perkuliahan biasa.

Manfaat E-Learning Secara Umum
Beberapa manfaat e-learning secara umum adalah sebagai berikut :

1. Fleksibilitas.
e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat. Untuk mengakses pelajaran siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning.

2. Independent Learning
E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu, ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami.

Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, narasumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Jika ia tidak sempat mengikuti dialog interaktif, ia bisa membaca hasil diskusi di message board yang tersedia di LMS (di Website pengelola).

Banyak orang yang merasa cara belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.

3. Biaya.
Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan elearning. Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan, biaya instruktur dan tenaga administrasi pengelola pelatihan, makanan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD player, OHP).

Kelebihan dan kekurangan e-learning
Dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang konvensional/tradisional, e-learning memang memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
1. E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis (dalam kasus tertentu)
2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
3. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
4. Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan
5. Guru akan lebih mudah :
a. Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

Namun disamping itu e-learning juga mempunyai beberapa kelemahan yang cenderung kurang menguntungkan baik bagi guru, diantaranya :
1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning ini.
2. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
3. Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
4. Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.

Penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi Dan Dampaknya Dalam Dunia Pendidikan

Penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi Dan Dampaknya Dalam Dunia Pendidikan 
Dunia pendidikan sangat diuntungkan dari kemajuan teknologi informasi karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Mulai dari eksplorasi materi-materi pembelajaran berkualitas seperti literatur, jurnal, dan buku, membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai onsultasi/diskusi dengan para pakar di dunia, semua itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa mengalami sekat-sekat karena setiap individu dapat melakukannya sendiri. Dampak yang sedemikian luas tersebut telah memberikan warna atau wajah baru dalam sistem pendidikan dunia, yang dikenal dengan berbagai istilah e-learning, distance learning, online learning, web based learning, computer-based learning, dan virtual class room, dimana semua terminologi tersebut mengacu pada pengertian yang sama yakni pendidikan berbasis teknologi informasi.

Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan dan memulai penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir. Hal ini menjadi penting mengingat penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, generasi bangsa ini secara lebih luas. Dalam konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan penyelenggaraan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat harus mampu memberikan akses pemahaman dan penguasaan teknologi mutakhir yang luas kepada peserta didik.

Program pembangunan pendidikan yang terpadu dan terarah berbasis teknologi paling tidak akan memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir sisi pembangunan pendidikan. Sehingga IT berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan teknologi mutakhir khususnya dalam dunia pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis teknologi informasi setidaknya memberikan dua keuntungan:
1. sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam memaksimalkan potensi pendidikan.
2. memberikan kesempatan luas kepada peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas 

Makalah ini akan membahas sisi-sisi perubahan di dalam dunia pendidikan khususnya pada proses pembelajaran dengan adanya kemajuan teknologi informasi serta tinjauan dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi, khususnya internet memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam institusi pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi informasi diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university (e-university). Pengembangan e-university bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat memberi layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tesebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan, sehingga memberikan informasi bagi yang sulit mendapatkannya karena kendala ruang dan waktu.

Pada tingkat pendidikan menengah implikasi teknologi informasi sudah dilakukan. Rata-rata penggunaan internet sebagai fasilitas tambahan telah menjadi kurikulum yang diajarkan dan termasuk dalam kurikulum. Teknologi informasi sudah mulai digunakan menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Prospek untuk masa depan penggunaan teknologi informasi di tingkat pendidikan menengah semakin cerah, selain untuk melayani institusi pendidikan secara khusus, juga untuk dunia pendidikan secara umum di Indonesia.

Pengembangan dan penerapan teknologi informasi juga bermanfaat untuk pendidikan dalam kaitannnya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Kondisi geografis Indonesia dengan sekian banyak pulau yang terpencarpencar dan relief permukaan buminya yang tidak bersahabat maka penerapan teknologi informasi sangat tepat digunakan dalam dunia pendidikan. Teknologi informasi diandalkan menjadi fasilitator utama untuk pemerataan pendidikan di Indonesia dengan kemampuan pembelajaran jarak jauh tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu. Untuk pencapaian daerah-daerah yang sulit tentunya penerapan teknologi informasi dilakukan dengan tepat di Indonesia. Adapun manfaat teknologi informasi bagi bidang pendidikan yang lain adalah:
1. akses ke perpustakaan
2. akses ke pakar
3. melakukan kuliah/pembelajaran online
4. menyediakan layanan informasi akademi dan administrasi suatu institusi pendidikan
5. menyediakan fasilitas mesin pencari data
6. menyediakan fasilitas diskusi
7. menyediakan fasilitas direktori alumni ke sekolah
8. menyediakan fasilitas kerjasama

Pada proses pembelajaran di kelas, pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai modus. Misalnya:
a. Virtual Experiment. Demonsrsi dengan bantuan teknologi informasi ini digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan eksperimen di depan kelas. Maksud dari virtual eksperiment disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips.

Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Pada kegiatan ini guru dapat membuat suatu film cara-cara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut. Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia).

b. Kelas virtual; Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle. Bentuk kelas maya yang telah di kembangkan di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas teknologi informasi.

Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara online 
Sebagai guru akan memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis. Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan teknologi informasi lainnya yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu tergantung kepada kita bagaimana cara memanfaatkannya.

Kehadiran teknologi informasi menjadi titik cerah yang diharapkan mampu memberi sumbangan berarti dalam peningkatan mutu pendidikan, saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Laporan tahunan Human Development Index UNDP tahun 2004 menempatkan Indonesia pada posisi 111 dari 175 negara. Adapun hasil survai tentang kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC (The Political and Economic Risk Century) Indonesia berada pada posisi 12 atau terendah. Salah satu integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan adalah elearning atau electronic learning. Saat ini e-learning mulai menarik perhatian banyak pihak, baik dari kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. Di institusi pendidikan tinggi misalnya, e-learning telah membuka cakrawala baru dalam proses belajar mengajar. Sedangkan di lingkungan industri e-learning dinilai mampu membantu proses dalam meningkatkan kompetensi pegawai atau sumber daya manusia.

Dari dunia akademis metode pembelajaran ini sudah banyak diterapkan dan dikembangkan. Contoh penerapan e-learning di kampus ITB, IPB, UI, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Malang dan masih banyak lagi baik negari maupun swasta semua telah menggunakan teknologi informasi.

E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan disajikan malalui teknologi informsi. E-learning diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sitem digital melalui internet. Keunggulan-keunggulan e-learning adalah efisiensi dalam penggunaan waktu dan ruang. Seperti telah dijelaskan pendidikan berbasis teknologi informasi cenderung tidak lagi tergantung pada ruang dan waktu. Tak ada halangan berarti untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah bahkan lintas negara melalui e-learning. Dengan e-learning pengajar dan siswa tidak lagi selalu harus bertatap muka dalam kelas pada waktu yang bersamaan.

Dengan sifatnya yang tidak tergantung pada ruang dan waktu, e-learning memiliki keunggulan lain yakni memungkinkan akses ke pakar yang tak terhalang wakatu dan tidak memerlukan biaya mahal. Seornag pelajar di daerah dapat belajar langsung dari pakar di pusat melalui fasilitas internet chatting atau mengakomodir suara dan bahkan gambar realtime. Dengan e-learning sekolah-sekolah dengan mudah dapat melakukan kerjasama saling menguntungkan melalui progarm kemitraan. Dengan demikian sekolah yang lebih maju dapat membantu sekolah yang belum maju sehingga dapat diupayakan adanya pemerataan mutu pendidikan. Satu hal lagi keunggulan elearning tentunya adalah ketersediaan informasi yang melimpah dari sumber-sumber di seluruh dunia. Dengan menggunakan internet sebagai media pembelajaran akan didapatkan sumber informasi untuk pengayaan materi yang jumlahnya sangat tak terbatas.

Model pembelajaran e-learning dengan segala keunggulannya akan sangat membantu dunia pendidikan di Indonesia, e-learning dapat menjadi alternatif cara peningkatan mutu pendidikan Indoneia dan melakukan upaya pemerataan di seluruh wilayah Indoensia. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa penyebaran mutu pendidikan di Indonesia belum merata. Ada kesenjangan cukup jauh antara satu wilayah dengan wilayah lain. Pendidikan di pulau Jawa dan Sumatera atau Indoensia bagian barat cenderung lebih maju dri Indoensia bagian timur. Kesenjangan seperti ini haruslah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. E–learning dapat menjadi solusi kreatif bagi pemerintah Karena masih diperlukan pengembangan, maka masih diperlukan fokus perhatian akan e-learning, khususnya dari sisi regulasi, perlu diamati sudah seberapa jauh peranan regulasi dari pemerintah atau departemen terkait dalam mendukung terealisasinya dukungan e-learning dalam proses pendidikan di Indonesia, hingga sat ini Indonesia telah memiliki Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasarl 31 dan SK Mendiknas No.107/U/2001 tentang Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (PTJJ) di mana secara lebih spesifik undang-undang ini mengijinkan penyelenggara pendidikan di Indonesia untuk melaksanakan pendidikan melalui cara PTJJ dengan memanfaatkan teknologi infomrsi Regulasi diperlukan untuk melindungi minat belajar masyrakat dari malpraktek penyelenggaaan pendidikan. Selain itu juga menyiapkan rambu-rambu dalam pengembangan e-learning seselanjutnya, dan tidak hanya untuk melindungi dari malpraktek tetapi juga untuk mengantisipasi tantangan masa depan e-learning. 

Teknologi Informasi dalam Kurikulum Persekolahan
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.

Dengan masuknya materi teknologi informasi di dunia persekolahan dengan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam teknologi informasi mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran.

Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai visi agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat teknologi informasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya. Selanjutnya melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.

Siswa menggunakan perangkat teknologi informasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan demikian siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan teknologi informasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada jenjang pendidikan menengah mencakup penguasaan keterampilan komputer, prinsip kerja berbagai jenis peralatan komunikasi dan cara memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi. Materi ini sekaligus dimaksudkan sebagai bekal bagi peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan perkembangan dunia termasuk pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

Arah Pengembangan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
(1) dari pelatihan ke penampilan,
(2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
(3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
(4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan mediamedia komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

Satu bentuk produk teknologi informasi adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaaninternet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. Teknologi informasi telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:
1. komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materimateri belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, 
2. Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb.
3. Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan 
4. alat-alat musik,
5. alat olah raga, dan
6. bingkisan untuk makan siang.

Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan.

Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial.

Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anakanak belajar di rumah masing-masing.

Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi berpusat pada siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:

Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran

Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran
Memasuki Milenium III ini tak dapat disangkal lagi bahwa teknologi telah merupakan instrumen utama dari masyarakat dalam mencapai kesejahteraan melalui penciptaan nilai tambah. Kajian mendalam telah menemukan (discover) bahwa teknologi sebenarnya merupakan hasil akhir dari suatu proses yang terdiri dari rangkaian subproses penelitian dan pengembangan, invensi, rekayasa dan disain, manufaktur dan pemasaran. Disini teknologi modern didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang ditransformasikan kedalam produk, proses, jasa dan struktur organisasi. Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Teknologi selalu disandingkan dengan istilah ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, dan melestarikan pengetahuan tersebut secara konseptional dan sistematis. Sedangkan teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait dengan perkembangan teknologi, demikian pula sebaliknya. 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai ciri eksponensial yaitu semakin lama semakin cepat, karena hasil dari suatu tahap menjadi dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya. Ditinjau dari peran ekonominya teknologi merupakan pendorong utama bagi penciptaan nilai tambah ekonomis. Nilai tambah ini dinikmati oleh para pelaku ekonomi, sehingga menaikkan kualitas kehidupannya. Dengan naiknya kualitas kehidupan maka semakin besar pula dorongan untuk penciptaan nilai tambah agar peningkatan kualitas hidup itu berkesinambungan. Tidak mengherankan bahwa bukan saja perkembangannya semakin cepat tapi peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat modern bertambah lama bertambah penting.

Pengembangan ilmu pengetahuan berjalan aktif di segala bidang yaitu kesehatan, pertanian, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Akan tetapi jika diamati lebih teliti ada empat bidang ilmu pengetahuan dan teknoilogi strategis yang akan menentukan masa depan dunia, dna karena itu akan berkembang dengan cepat dan dengan prioritas yang tinggi bagi umat manusia, yaitu : Material, Energi, Mikroelektronik dan Bioteknologi. Secara umum teknologi deawasa ini telah merambah kepada berbagai aspek di masyarakat, tidakhnya untuk industri, ekonomi, social maupun pendidikan dan khususnya pembelajaran.

Proses dan produk teknologi yang dihasilkan, tidak semuanya dapat dimanfaatkan dan secara relevan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan terutama untuk proses dan hasil pembelajaran. Produk teknologi seperti bioteknologi, mikroteknologi dan material tidak secara langsung diguanakn sebagi alat dan bahan untuk pembelajaran. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Ase Suherlan (200 : 48) mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi yang transaksional yang bersifat timbal balik baik diantara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya mencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan informasi. Dengan demikian

produk dan proses teknologi yang dibutuhkan dalam pembelajaran sesuai dengan 1karakteristik tersebut. Dengan demikian teknologi yang berhubungan langsung dengan pembelajaran adalah teknologi informasi dan komunikasi ( Information Communication and Technology).

Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanifulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama komputer. Makna teknologi informasi tersebut belum menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namum lebih pada pengolahan data dan informasi.

Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Sebagai contoh salah satu aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah videoconference, yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan (networking) antar clien dengan fasilitas internet, pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak diterima, diolah, dianalisis dan ditrasmisikan, oleh teknologi informasi sehingga sampai pada masingmasing pihak melalui internet dengan jaringan satelit atau kabel. Peran teknologi komunikasi adalah mengatur mekanisme komunikasi antar kedua belah pihak dengan cara desain komunikasi yang sesuai, visualisasi jelas, pesan teks, suara, video memenuhi standar komunikasi, pengaturan feed back sehingga komunikasi berlangsung menjadi dua arah.

Secara lebih ringkas, Martin mengemukakan adanya keterkaitan erat antara Teknologi Informasi dan Komunikasi, teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi (information delivery). Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah memadukan kedua unsur teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan tujuan siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan mentransmisikan data dengan memperhatikan dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi informasi yang dihasilkan bermanfaat sebagaia alat dan bahan komunikasi yang baik.

A. Teknologi dan Hubungannya dengan Metodologi Pembelajaran
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977) kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya.

Sebagai sebuah proses teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan,melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir dari adanya permasalahan dalam pendidikan. 

Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu / kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.

Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984).Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-llangkah procedural meliputi : identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989) . Prinsip berorientasi pada mahasiswa beratri bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik,minat, potensi dari mahasiswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.Satu hal lagi lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar mahasiswa. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidiakan adalah bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa ” Teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, mengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar” (Barbara, 1994).

B. Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu 
(1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administrative untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya. 

(2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya.

(3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. 

Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. Dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.


C. Peran Teknologi (ICT) dalam Metodologi Pembelajaran
Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi / ict memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai suplemen, komplemen, dan substitusi.

a. Peran Tambahan (suplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran melalui ICT atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran melalui ICT. Sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

Walaupun materi pembelajaran melalui ICT berperan sebagai suplemen, para dosen /guru tentunya akan senantiasa mendorong, mengggugah, atau menganjurkan para peserta didiknya untuk mengakses materi pembelajaran melalui ICT yang telah disediakan.

a. Fungsi Pelengkap (Komplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

b. Fungsi Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya adalah untuk membantu mempermudah para maasiswa mengelola kegiatan pembelajaran/ perkuliahannya sehingga para mahasiswa dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan perkuliahannya.

Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara (1) konvensional (tatap muka) saja, atau (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Alternatif model pembelajaran manapun yang akan dipilih oleh para mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Artinya, setiap mahasiswa yang mengikuti salah satu model penyajian materi perkuliahan akan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu para mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.

Para mahasiswa yang belajar pada lembaga pendidikan konvensional tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak dapat menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila lembaga pendidikan konvensional tersebut menyajikan materi pembelajaran yang dapat diakses para mahasiswa melalui internet, maka mahasiswa dapat mempelajari materi perkuliahan yang terlewatkan tersebut melalui internet. Dapat terjadi demikian karena para mahasiswa diberi kebebasan mengikuti kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet (model pembelajaran kedua). Di samping itu, para mahasiswa juga dimungkinkan untuk 5tidak sepenuhnya menghadiri kegiatan perkuliahan secara fisik. Sebagai penggantinya, para mahasiswa belajar melalui internet (model pembelajaran ketiga).

A. Aplikasi Teknologi Dalam Metodologi Pembelajaran Seni
1. Pemanfaatan Sumber Belajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari sistem yang lainnya yang saling berinteraksi. Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah sumber belajar (learning resources). Sumber belajar lahir dalam upaya untuk meningkatkan kadar hasil belajar. Secara sederhana sumber belajar adalah daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran untuk kemudahan kepada mahasiswa dalam belajar memeahami dan memperoleh suatu keterampilan (performace) dalam pembelajaran.

Dalam pengembangannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat untuk pembelajaran disebut juga learning resources by design misalnya : buku, brosur, ensiklopedia, film, video, tape, slide, film strip, dll, kedua sumber belajar dimanfaatkan dan tidak secara sengaja dirancang untuk pembelajaran yang ada disekitar kita.Sumber belajar ini disebut juga learning resources by utilization. 

Misalnya : alam sekitar, pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan sebagainya. Semua sumber belajar baik yang dirancang maupun yang tidak dirancang dapat diklasifikasikan yang meliputi : orang, peralatan, teknik dan metode, dan lingkungan.

Secara rinci sumber belajar terdiri dari :
a. Istilah people atau man sebagai pihak yang menyelurkan pesan pembelajaran misalnya dosen, guru / dosen, penceramah, dll.
b. Media instrumentation meliputi matterial dan device sebagai bahan (software) dan perlengkapan (hardware)
c. Technice atau Methode sebagai cara atau metode dalam menyampaikan informasi.
d. Environment atau setting sebagai lingkungan tempat interaksi belajar mengajar terjadi.

2. Penggunaan Media Pembelajaran
Secara sederhana istilah media dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar. Sedangkan istilah pembelajaran adalah kondisi untuk membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Dengan merujuk pada devinisi tersebut maka media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar atau berbagai jenis sumberdaya yang dapat difungsikan dalam proses pembelajaran, berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di atas, maka media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang menakankan pada software atau perangkat lunak dan hardware atau perangkat keras.Nilai media ditentukan oleh fungsinya yang sangat kuat untuk meningkatkan kadar hasil belajar, beberapa fungsi media meliputi :
• Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu.Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka, dapat di abadikan dengan foto film atau direkam melalui radio kemudian peristiwa itu dapat disampaikan dan dapat digunakan manakala diperlukan.Guru / dosen dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi sampai menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Dalam pelajaran IPS guru / dosen dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan sebagainya.

• Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.Dengan menggunakan model sebagai media, maka guru / dosen dapat menyuguhkan pengalaman yang konkrit kepada mahasiswa. Contohnya, guru / dosen ingin menjelaskan tentang Candi Borobudur di dalam kelas maka guru / dosen dapat membuat miniatur atau model candi tersebut dalam ukuran kecil. Demikian juga menjelaskan cara kerja suatu alat atau organ tubuh manusia seperti jantung maka melalui film loop yang bergerak terus menerus, cara kerja itu dapat lebih dipahami oleh sisswa.

• Kesempatan belajar yang lebih merata. Dengan mengggunakan berbagai media seperti audio, video, slide suara, dan sebagainya, memungkinkan setiap orang dapat belajar dimana saja dan kapan saja. 

• Pengajaran lebih berdasarkan ilmu. Dengan menggunakan media proses belajar mengajar akan lebih terencana dengan baik sebab media dianggap sebagai bagian yang integral dari sistem belajar mengajar, oleh sebab itu sebelum pelaksanaannya guru / dosen dihadapkan kepada satu keharusan untuk mengidentifikasi dan karakteristik itu mahasiswa sehubungan dengan menggunakan media.

• Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa keruang kelas.
• Memperbesarserta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit Nampak dilihat mata, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
• Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang relatif cepat.
• Memperlambat suatu proses gerakan yang terlalu cepat.
• Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek.
• Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat di tangkap oleh telinga.

Manfaat lain dari media pembelajaran adalah : Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki mahasiswa, Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas Ketiga, dapat memungkinkan terjadinya iteraksi langsung antara peserta dan lingkungan. Keempat, media dapat menghasilkan keseragaman pengamat. Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat. Keenam, media dapat membangkitkan motifasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.

Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. Kedelapan, media dapat mengontrol atau kecepatan belajar peserta. Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkrit sampai yang abstrak.

Pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, diperkuat oleh pendapat Edgare Dale yang mengemukakan teori yang kemudian lebih dikenal dengan teori Kerucut Pengalaman : Dalam teori ini keberhasilan belajar diukur dengan kadar pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa tergantung perlakukannya dalam belajar, baik perlakukan guru / dosen atau aktivitas mahasiswa ketika belajar.

Dari gambaran di atas, dapat dijelaskan bahwa perlakukan dalam pembelajaran akan mempengaruhi terhadap pengalaman belajar, semakin abstrak perlakukan dalam pembelajaran misalnya dengan ceramah yang menggunakan simbol, belajar dengan membaca maka pengalaman belajar yang diperoleh tidak terlalu besar, sebaliknya semakin menggunakan media yang mengarahkan pada kegiatan langsung (performane) maka pengalaman belajar akan diperoleh secara maksimal. Secara sederhana perolehan pengalaman belajar dapat dilihat sebagai berikut :

Kedudukan media cukup penting artinya dalam meningkatkan kadar informasi yang kita ingat (70%) dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah (20%)

Berdasarkan klasifikasinya Ely (1980 : 22) mengklasifikasikan media menjadi 6 klasifikasi yaitu :
1. Kelompok media gambar diam/tidak bergerak, seperti gambar. Foto, peta, katun, ssketsa, grafik dan sebagainya.
2. Benda-benda yang hanya dapat didengar, seperti radio rekaman piring hitam, tape rekorder, dan sebagainya.
3. Gambar hidup yang bersuara maupun yang tidak bersuara seperti film 8 mm dan film ukuran 16 mm.
4. Televisi dan radio 
5. benda-benda asli, orang model dan simulasi benda atau objek adalah benda yang sesngguhnya yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar seperti dari kebun sekolah atau lingkungan sekolak. Orang adalah manusia-manusia yang dapat dijadkan sebagai sumber belajar seperti guru / dosen, tokoh masyarakat, putakawan dokter, dan orang yang mempunyai keahlian masing-masing. Model adalah seluruh benda-benda tiruan sehingga model kerngka manusia, model jatung, model mobil-mobilan, dan sebagainya. Sedangkan simulasi adalah aktifitas mahasiswa sebagai peniruan situasi
6. yang sebenarnya, seperti tingkah laku seseorang dokter dalam pemeriksaan pasaien, tingkah laku pengemudi model dan sebagainya. Pengajaran program dan pengajaran dengan bantuan komputer, adalah benda-benda atau pengajaran yang sudah dipersiapkan, sebelumnya untuk digunakan oleh mahasiswa untuk bahan belajar, seperti buku, teks, modul, dan program pengajaran yang disiapkan dengan menggunakan komputer.

Aplikasi Multimedia dalam Pembelajaran
Teknologi perangkat keras yang berkernbang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi., Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikernbangkan oleh Microsoft inc" Corel presentation yang dikernbangkan oleh Coral inc" hingga perkernbangan terbaru perangkat lunak yang dikernbangkan Macromedia inc, yang mengernbangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.

Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkernbangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkernbangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak mernberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkernbangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkernbangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini.

Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. 

Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses pernbelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikernbangkan, telah mernberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengernbangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada terori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam berbagai aspek. Diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru / dosen, dosesn, instruktur/widiaiswara serta para professional lainnya di dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran/pelatihan ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.

Penggunaan bahan Pembelajaran Interaktif (CBI) 
Berkembangnya ilmu dan teknologi, membawa perubahan pula pada learning matterial atau bahan belajar. Sebelum berkembangnya teknologi komputer bahan belajar yang pokok digunakan dalam dunia pendidikan adalah semua yang bersifat Printed Matterial, seperti halnya buku, modul, makalah, majalah, koran, tabloid, jurnal, hand out liflet, buklet dan sebagainya yang semuanya menggunakan bahan tercetak. Adanya perubahan dalam bidang teknologi khususnya teknologi informasi, membawa paradigma baru pada larning matterial dan Learning Method. Produk TI dewasa ini telah memberikan alternatif berupa bahan belajar yang dapat digunakan dan diakses oleh peserta didik yang tidak dalam bentuk kertas namun berbentuk CD, DVD, Flashdisk, dll. Inti dari bahan tersebut adalah berupa program/software yang dapat dimanfaatkan apakah sekedar mengambil data, membaca, download bahkan sampai berinteraksi antara program dengan mahasiswa dan guru / dosen dengan memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama. Dalam terminology teknologi pembelajaran konsep tersebut dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis komputer atau CBI (Computer Based Instruction). Dalam hal ini komputer tidak hanya dimaknai sebagai ilmu yang harus dipelajari mahasiswa (computer as science) namun komputer sebagai alat yang membantu untuk mempebelajari berbagai materi pelajaran (computer as tools).

Karakteristik CBI :
a. Representasi Isi
Pembelajaran interaktif tidak sekedar memindahkan teks dalam buku, atau modul menjadi Pembelajaran interaktif , tetapi materi diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat Pembelajaran interaktif. Misalnya khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi, demonstrasi dan games, mahasiswa tidak hanya membaca teks tetapi juga melihat animasi tentang sebuah proses menyerupai proses yang sebenarnya, sehingga mempermudah pemahaman dengan biaya yang relatif lebih rendah dibanding langsung pada objek nyata.

b. Visualisasi dengan video dua dimensi , tiga dimensi dan animasi
Materi dikemas secara multi media terdapat didalamnya teks, animasi, sound dan video sesuai tuntutan materi. Teknologi 2D dan 3D dengan kombinasi teks akan mendominasi kemasan materi, hal ini cukup efektif untuk mengajarkan materi-materi yang sifatnya aplikatif, berproses, sulit terjangkau, berbahaya apabila langsung diperaktekan, memiliki tingkat keakurasian tinggi. Misalnya proses perakitan mesin, proses terjadinya hujan, proses peredaran darah pada tubuh, perubahan wujud benda dll dengan logika yang sama dapat dibuat dengan teknologi animasi.

c. Menggunakan warna yang penuh/menarik dan grapik dengan resolusi yang tinggi. Tampilan berupa template dibuat dengan Teknologi Rekayasa Digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer. Tampilan yang menarik dengan memperbanyak image dan objek sesuai tuntutan materi, akan meningkatkan ketertarikan mahasiswa terhadap materi pengajaran, tidak membuat jenuh, bahkan menyenangkan. Penggunaan template banyak warna untuk mahasiswa pra-sekolah dan SD cenderung lebih disukai sesuai dengan tingkat perkembangannya.

d. Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi.
Kami juga menawarkan variasi type pembelajaran sesuai dengan kajian teori dalam “Computer Based Instruction” atau CBI, yakni 4 type pembelajaran : (1) Tipe Pembelajaran Tutorial, (2) Tipe Pembelajaran Simulasi (3) Tipe Pembelajaran Permainan/Games, (4). Tipe Pembelajaran Latihan (Drills). 

Penggunaan type ini dapat dirancang secara terpisah atau kolaboratif diantara ketiganya, disesuaikan dengan tuntutan materi dan permintaan pembuatan. 

e. Respon Pembelajaran dan Penguatan 
Pembelajaran interaktif berbasis Web memberikanrespon terhadap stimulus yang diberikan oleh mahasiswa pada saat mengoperasikan program. Komputer telah diperogram dengan menyediakan data based terhadap kemungkinan jawaban yang diberikan oleh mahasiswa. Selain itu setiap respon dimungkinkan untuk diberikan penguatan (reinforcemen) secara otomatis yang telah terprogram, penguatan terhadap jawaban benar dan salah dari mahasiswa. Reinforcemen diberikan untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan mahasiswa pada program. 

f. Mengembangkan prinsip Self Evaluation
Pembelajaran interaktif berbasis Web juga menyediakan fasilitas dimana mahasiswa dapat melatih kemampuan dalam penguasaan materi dengan menjawab soal-soal yang telah disediakan. Mahasiswa juga dapat melihat skor hasil belajar yang diperoleh. Program akan menyediakan fasilitas dimana mahasiswa dapat mengulangi mempelajari materi jika score belum maksimal.

Khusus untuk type pembelajaran Drills, program dirancang dengan lebih banyak menyuguhkan soal latihan untuk mengasah kemampuan mahasiswa. 

Teknologi Cetak (Printed Technology)
Bahan pembelajaran dapat dikemas dalam bentuk printed matterial yaitu bahanbahan yang tercetak, misalnya modular, pembelajaran terprogram, bahan ajar suplemen, buku, booklet, liflet, dan lain-lain. Dengan pendekatan teknologi pendidikan pengemasan bahan ajar perlu memperhatikan aspek-aspek diantaranya : keterbacaan visual, belajar tuntas, menarik minat, reinforcemen. Yang dimaksud dengan keterbacaan visual adalah bahan ajar harus memiliki keterbacaan yang tinggi oleh pengguna diantaranya pemilihan gambar atau ilustrasi sesuai dengan tema / isi dibuat sederhana dan tidak terlalu terkesan ramai. Penggunaan bahasa simplel sesuai dengan kaidah dan tingkat kesulitan bahasan (skup dan seqwence) sesuai dengan tingkatan usia pembaca. Selain itu diperhatikan juga aspek pemilihan warna dan penggunaan outline. Beberapa jenis printed matterial diantaranya : 

a. Pengajaran Terprogram 
Pengajaran terprogram (proggrame instruction) merupakan salah satu system pembelajaran individual dimaan mahasiswa belajar dengan program ini dapat terjadi di luar kelas tanpa kehadiran guru / dosen..Dalam pembelajaran terprogram terdapat beberapa model atau tipe yang dikemukakan oleh para ahli secara umum terdapat dua tipe yaitu tipe linear dan tipe bercabang (branching). 

Pada setiap tipe disusun menjadi beberapa frame atau bingkai.tiap bingkai mengandung beberapa unsur yaitu : (a) informasi sesuatu yang disampaikan, (b) pertanyaan sebagai bahan latihan, (c) respon yang berfungsi sebagai kunci jawaban.

b. Pembelajaran Modular 
Modul adalah kesatuan program yang dapat mengukur tujuan pembelajaran. Modul juga dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuki satuan tertentu guna keperluan belajar. Secara lebih lengkap modul adalah satu unit program belajar yang mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan (1). Tujuan pokok materi yang dipelajari (tujuan umum) (2). Tujuan instruksional khusus, (3) Pokok materi yang akan dipelajari, (4) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program yang lebih luas, (5) peran guru / dosen dalam kegiatan belajar mengajar, (6) Alat dan sumber yang akan dipakai, (7)kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan dan (8) lembaran-lembaran kerja mahasiswa yang harus dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran.

Manfaat model untuk pembelajaran adalah : (1). Terdapat peningkatan motivasi belajar secara maksimal, (2) adanya peningkatan kreativitas guru / dosen dalam mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih optimal, (3). Adanya prinsip maju berkelanjutan yang tidak terbatas. (4). Adanya perwujudan belajar yang lebih berkonsentrasi. 

Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar
Karakteristik internet mengapa diperlukan untuk pembelajaran adalah Internet telah menggunakan teks, grafik, video dan juga audio secara bersamaan. Internet juga dapat menjangkau student di mana saja tanpa memperhatikan tempat dan waktu. Internet dapat memberikan layanan video walaupun tidak sebagus videotape, TV ataupun CD-ROM. Internet dapat berinteraksi secara real time, tapi tidak sebaik seperti telepon ataupun video konverensi. Internet dapat memberikan informasi secara tekstual, tetapi tidak selengkap buku atau majalah.

Tetapi mengapa saat ini Internet sangat diperlukan? Jawabannya karena Internet mempunyai beberapa keunggulan dibandingan media lain. Internet mengkombinasikan kelebihan dari media lain sehingga penyampaian video dan suara lebih baik dari buku, lebih interaktif dari videotape dan seperti halnya CDROM, Internet dapat menghubungkan orang dari berbagai tempat dengan mudah dan cepat. Keuntungan yang lain, Internet bukan hanya media penyampai tetapi juga dapat sebagai content provider. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa Internet merupakan sumber informasi terbesar dan beragam saat ini.

Materi suatu pelajaran merupakan kombinasi dari beberapa elemen, antara lain:
• textual material
• simulation models
• exercises
• problems
• feedback information, etc. 

Tiap tipe dari materi tersebut dapat dijelaskan dan disampaikan dalam beberapa cara. Hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian suatu materi oleh penyelenggara adalah selengkap apa materi yang diberikan ke student sehingga menimbulkan respek kepada student terhadap informasi tersebut dan seberapa jauh materi tersebut dapat mensupport keinginan student untuk menerima atau 13memahami instruksi yang diharapkan? Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan dalam proses belajar melalui Internet:
• Information servers (manual, buku, expositions, bibliographies, programs, dll.)
• Distribusi materi pendidikan (texts, programs)
• Kurikulum, bimbingan pelajaran dan latihan dalam bentuk hypertext format
• Implementasi collaborative work (dynamic hypertext, conferencing system, co-writing)
• Question & Answering
• Antarmuka ke lokal klien (simulasi, programming environments, tutors, dll.) Dalam hal disain lingkungan belajar. Membentuk lingkungan belajar artinya membentuk suatu lingkungan yang merupakan proses penyampaian suatu sumber materi dan bagaimana strategi komunikasi yang digunakan antara guru /dosen dan murid atau antara murid itu sendiri dalam suatu proses belajar. 

Komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui videoconference, email, chatting, ataupun melalui telepon. Keputusan untuk menentukan desain web, email yang digunakan, juga menginstall system manejemen kursus merupakan hal yang terpenting dalam pembentukan lingkungan belajar. Desain proses yang dilakukan penyelenggara pendidikan dapat mengikuti cara konvensional:
o Menentukan karakteristik group student.
o Spesifikasi keinginan student.
o Identifikasi subyek materi dan aktivitas penilaian.
o Menentukan strategi pengajaran.
o Desain sumber materi dan strategi komunikasi yang digunakan.
o Implementasi desain dalam bentuk percontohan dan dicobakan ke representative students 
o Peninjauan dan validasi kembali desain.
o Install and deliver
o Monitor and review

Dari Educational Technology ke arah Instructional Technology

Dari Educational Technology ke arah Instructional Technology 
Teknologi Pembelajaran merupakan suatu bidang studi tersendiri dan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang terpisah. Selama bertahun-tahun bidang Teknologi Pembelajaran menjalankan fungsinya sebagai profesi dan telah menghasilkan sejumlah teori tersendiri. Perkembangan bidang Teknologi Pembelajaran telah diakui secara luas. Meski masih terdapat isu berkaitan dengan ’kematangan disiplin Teknologi Pembelajaran’ ini. Banyak asumsi yang mengatakan bahwa dalam kawasan teknologi pembelajaran. 

Pada awalnya tidak ada seorang pun yang tahu siapa yang pertama kali menciptakan istilah/ungkapan teknologi pendidikan, namun teori dan praktek teknologi pendidikan berkembang sejalan dengan teknologi informasi. Mengacu kepada buku yang dikembangkan oleh Januszewski (2001) menyatakan bahwa pada awalnya terdapat tiga gagasan pokok yang mempengaruhi terhadap pembentukan teknologi pendidikan, yaitu: Rekayasa, Sains, dan Pendidikan Audi visual. Saettler seorang sejarawan teknologi pendidikan pada tahun 1920 mendokumentasikan sumber/asal ungkapan tersebut. 

Teknologi pendidikan dalam perkembangannya tidak asli dikembangkan oleh dunia pendidikan, namun banyak sekali pengadopsian istilah baik dari militer maupun dunia industri pada saat itu. Misalnya dapat dicontohkan pada tahun 1940an, dimana perang dunia ke-II terjadi banyak sekali media-media yang dikembangkan oleh militer sebagai upaya memberikan pelatihan kepada warga yang ingin bekerja membantu pemerintah melawan penjajah. Hal ini mengilhami dunia pendidikan dengan berasumsi bahwa media yang dikembangkan dapat membantu memecahkan masalah dalam belajar, sehingga dapat memudahkan siswa belajar, bahkan siswa dapat belajar secara individual dengan menggunakan media tersebut. 

Teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, serta mengevaluasi suatu proses dan sumber belajar. Konsep ini dikembangkan oleh AECT sebagai pembaharuan dari definisi sebelumnya. 

Teknologi pendidikan memiliki tiga gagasan utama yang memberikan kontribusi terhadap rumusan definisi teknologi pendidikan sebagai teori. Tiga ide tersebut menunjukkan “pergesan konsep” atau “ reorientasi konsep” terhadap pandangan utama bidang kajian itu. Untuk memahami bagaimana membedakan definisi teknologi pendidikan dari pandangan utama kajian audiovisual, seseorang harus memahami dasar pemikiran yang mendukungnya. 

Tiga gagasan utama yang diidentifikasi dalam rasionalisasi terhadap definisi itu ialah: (1) penggunaan suatu konsep “proses” dari pada konsep “produk”; (2) penggunaan istilah “message” dan “mediainstrumentation” dari material dan organisasi; dan (3) pengenalan unsur tertentu dari teori komunikasi dan belajar. (Januszewski : 2001, h. 19). 

Memahami ketiga pergesaran konsep dan bagaimana ketiganya berperan terhadap satu sama lainnya, adalah penting sekali untuk memahami gagasan teknologi pendidikan pada tahun 1963. 

Banyak faktor yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan cara pandang tentang teknologi pendidikan, tetapi diyakini ada dua hal yang paling mempengaruhi, yaitu: (1) teknologi adalah semata-mata suatu proses (Finn dalam Janszweski: 2001, h. 79) dan (2) komunikasi adalah suatu proses. Pendapat bahwa teknologi sebagai suatu proses, merupakan esensi dari definisi pertama teknologi pendidikan. Karena terdapat empat keuntungan dalam menggambarkan teknologi pendidikan sebagai proses: (1) Menggunakan istilah proses penekanan utamanya adlah bahwa pandangan proses teknologi pendidikan melebihi pada pandangan tentang hasil; (2) Menggunakan istilah proses menjadi dasar definisi teknologi pendidikan dalam kegiatan praktisi, sehingga dapat di observasi dan di verifikasi; (3) Istilah proses dapat digunakan untuk menggambarkan kawasan teknologi pendidikan sebagai teori, bidang, dan profesi; (4) Pengorganisasian proses mengimplikasikan adanya penggunaan penelitian dan teori sebagi pendukung pada ide teknologi pendidikan sebagai profesi. Teknologi Pembelajaran Kajiannya teknologi pembelajaran menjadi lebih menarik ketika kita tahu apa yang membedakan antara teknologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran. Alangkah baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu beberapa definisi teknologi pembelajaran yang dikemukakan beberapa ahli, selain tentu saja yang dikeluarkan AECT. 

The Commission on Instructional Technology mendefinisikan teknologi pembelajaran dalam dua cara: yaitu 1) sebagai media yang lahir dari hasil revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran misalnya buku teks dan papan tulis. 2) sebagai cara perancangan yang sistematik dalam menyampaikan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar secara total dalam pola tujuan pembelajaran khusus, berdasarkan pada penelitian belajar dan komunikasi manusia, dan juga kombinasi antara sumber belajar manusia dan bukan manusia yang akan membawa pada pembelajaran lebih efektif. 

Teknologi pembelajaran adalah “sebuah usaha dengan atau tanpa mesin, yang tersedia atau yang dimanfaatkan, untuk memanipulasi lingkungan individu sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku atau hasil belajar yang lain. (Knezevich & Eye, dalam Anglin 2001) 

David Engler, orang yang belajar tentang teknologi pembelajaran, mengatakan bahwa IT dibedakan ke dalam dua bagian, “pertama dan yang paling umum, bahwa teknologi pembelajaran diartikan sebagai sebuah perangkat keras- seperti TV, gambar bergerak, audiotape dan disket, buku teks, papan tulis, dll. Kedua dan yang lebih signifikan diartikan sebagai proses yang dilakukan dengan melakukan penelitian tentang ilmu behavioral dalam masalah pembelajaran.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan tentang teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran, memiliki konsep yang berbeda. Penulis definisi tahun 1977 menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara teknologi pembelajaran dengan teknologi pendidikan, yaitu pemahaman dan kerangka kerja teori. Teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. 

Contoh dari konsep teknologi pendidikan adalah mencakup ke dalam pemecahan masalah di setiap aspek yang berhubungan dengan masalah belajar manusia. Sedangkan konsep teknologi pembelajaran mencakup pada pemecahan masalah dimana belajar merupakan hal yang memiliki tujuan dan sifatnya terkontrol. 

Perbedaan lain dari kedua istilah tersebut sedikitnya memiliki dua pengembangan konsep yang kompleks yang juga diambil dari definisi tahun 1977, yaitu : 
1. Definisi konsep tahun 1977 tentang teknologi pendidikan disebut sebagai proses, yang digambarkan oleh teknologi pendidikan sebagai teori, atau bidang, atau profesi. 

2. Konsep sistem dimasukkan melalui pernyataan definisi awal di dalam keseluruhan konsep pendukung utama yang dijabarkan secara deskriptif dan preskriptif.

Landasah Historis Perkembangan Teknologi Pembelajaran

Landasah Historis Perkembangan Teknologi Pembelajaran 
Istilah teknologi pendidikan pada awalnya tidak ada yang tahu siapa yang menemukan istilah tersebut, namun dalam perkembangannya teknologi pendidikan berkembang sangat cepat, hal ini dikarenakan adanya tuntutan dalam upaya memecahkan masalah manusia belajar. Perkembangan teknologi pendidikan tentu tidak terlepas dari perkembangan pembelajaran yang sangat mempengaruhinya. 

Pada tahun 1963 definisi formaal teknologi pendidikan disetujui dan dkembangkan oleh DAVI [Komisi Definisi dan Terminologi pada Departemen Pembelajaran Audio-Visual] yang didukung oleh TDP [Proyek Pengembangan Teknologi], dari definisi tersebut memperlihatkan adanya pengaruh sains, rancang-bangun, dan gerakan pendidikan AV. Definisi tersebut, oleh DAVI yang bekerja sama dengan NEA [Asosiasi Pendidikan Nasional] pada tahun 1963 dipublikasikan dengan pengertian sebagai berikut: ”Komunikasi audiovisual merupakan cabang dari teori dan praktek pendidikan terutama pada disain dan penggunaan pesan yang mengendalikan proses belajar. Usaha tersebut yaitu: (a) studi yang menyangkut kelemahan dan kekuatan yang relatif dan unik baik pesan yang bergambar maupun tidak bergambar, yang mungkin dikerjakan dalam proses belajar untuk tujuan lain; dan (b) penyusunan dan sistematisasi pesan yang disampaikan manusia dan instrumen dalam lingkungan pendidikan. Usaha tersebut meliputi perencanaan, produksi, seleksi, manajemen, dan penggunaan komponen dan keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya merupakan efisiensi penggunaan setiap metode dan media komunikasi yang dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan seluruh potensi peserta didik” (Ely, 1963, dalam Anglin 1991)

Dari pengertian tersebut memiliki makna bahwa dalam pendidikan tidak terlepas dari sebuah rancangan pesan seperti apa yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam upaya mengendalikan dan membantu peserta didik selama proses belajar. Dalam hal ini juga dapat dipastikan bahwa teknologi pendidikan merupakan sistem, karena memiliki komponen-komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. 

Pada tahun 1965 konvensi DAVI yang ditetapkan di Milwauke, Wisconsin, dalam diskusi formal membahas tentang perubahan nama, dan pada tahun 1970 organisasi secara resmi mengubah namanya menjadi Asosiasi Teknologi Komunikasi dan Teknologi bidang Pendidikan (AECT). Bagaimanapun istilah ini lebih dikenal dengan istilah yang dipendekan yaitu Teknologi Pendidikan. Perubahan identitas ini terjadi disamping fakta bahwa sebutan organisasi juga mencakup istilah “Komunikasi Pendidikan”. Walaupun para penulis definisi tahun 1963 mempertimbangkan suatu perubahan sederhana dan mendukung untuk adanya perubahan definisi yang baru. Banyak pernyataan yang melukiskan karakteristik suatu profesi pada saat definisi ditulis tahun 1963, namun orang menggunakan tulisan Finn (1963). Ketika bidang AV dianggap sebagai cikal-bakal yang memungkinkan sebagai status profesional, Finn mengidentifikasikan enam karakteristik pada suatu profesional: 

Pada tahun 1972 Kenneth Silber memperkenalkan sebuah sistem yang mengkombinasikan ide tentang “open classroom movement” dengan penerapan teknologi pendidikan, dalam hal ini Heinich dan Silber memandang bahwa peran guru harus lebihh mengarah pada fungsi “fasilitator” yang memberikan berbagai kemudahan dalam membantu siswa untuk belajar. 

Dari pemahaman di atas, dapat di disimpulkan bahwa terdapat tiga konsep pokok yang ada dalam definisi teknologi pendidikan tahun 1972 yang menjadikannya ciri khas, ketiga konsep pokok ini kemudian disebbut dengan iistlah bidang atau kawasan, yaitu : (1) Sumber belajar dengan lingkup yang luas, meliputi materi, alat (tools/equipment), manusia, dan lingkungan. (2) Belajar individual atau personal, yaitu pembelajaran yang penekanannya pada belajar secara personal dengan bantuan bahan ajar yang daat memenuhi kebutuhan siswa misalnya dengan menggunakan bahan ajar pengajaran berprograma (programmed instruction). (3) Pendekatan sistem, yaitu bahwa pembelajaran merupakan sebuah sistem yang harus ditempuh oleh siswa, misalnya dalam pengajaran berprograma ada beberapa tahapan yang harus dilalui siswa dalam memahami materi. Pendekatan system pada umumnya meliputi: penilaian kebutuhan, pemilihan solusi, pengembangan sasaran, analisis tugas, dan content sesuai dengan tujuan. 

Pada tahun 1977 AECT mengubah definisi teknologi pendidikan dari pengertian teknologi pendidikan adalah sebuah bidang yang tercakup didalamnya bagaimana mempermudah manusia belajar melalui identifikasi sistematis, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sumber belajar secara maksimal melalui manajemen proses. (Ely, 1972. 

Januszweski 2001) menjadi lebih kompleks, yaitu proses terintegrasi yang meliputi orang, prosedur, ide, alat dan organisasi, untuk menganalisis masalah-masalah serta merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola solusi terhadap masalah-masalah yang muncul, termasuk ke dalam setiap aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah mengambil bentuk seluruh sumber-sumber belajar yang dirancang, dipilih, digunakan, atau ketiganya digunakan untuk belajar; sumber-sumber ini di identifikasi sebagai pesan, orang, materi, alat, teknik, dan setting. 

Definisi resmi tentang teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai usaha untuk membawa sedikit fragmen dari teori, teknik, dan sejarah dalam literatur AV terhadap suatu pernyataan koheren yang akan mengejar “kemiskinan berfikir” yang ditandai gerakan pendidikan AV. Pengembangan komunikasi AV (kemudian teknologi pendidikan) sebagai suatu teori yang menambahkan “isi intelektual” menjadi praktek AV. Praktek profesional diperkuat ketika komisi menggabungkan konsep komunikasi AV dengan orientasi proses bidang teknik intelektual baru yang menjadi landasan teori. 

Perubahan definisi teknologi pendidikan terjadi lagi pada tahun 1994 dengan mengubah istilah teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. AECT menjelaskan definisi teknologi pembalajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian terhadap proses dan sumber sumber belajar. 

Sebagai perbandingan mengenai definisi teknologi pendidikan, berikut pendapat dari beberapa ahli teknologi pendidikan. Menurut Collier et el., dalam Anglin menyatakan bahwa teknologi pendidikan, meliputi aplikasi sistem, teknik untuk mengembangkan proses belajar manusia. Yang memiliki empat karakteristik, yaitu: definisi tujuan untuk mencapai hasil belajar siswa; aplikasi prinsip-prinsip belajar untuk menganalisis dan merestruktur mata pelajaran yang akan dipelajari; memilih dan menggunakan media yang tepat untuk menyampaikan materi; dan menggunakan metode yang tepat untuk menilai penampilan siswa untuk mengevaluasi efektivitas mata pelajaran atau materi.

Sedangkan Silverman mengembangkan dua konsep tentang teknologi pendidikan adalah hubungan antara prosedur dan alat dengan konstruksi teknologi pendidikan, yang berfokus pada analisis masalah belajar, membangun dan menyeleksi instrumen evaluasi, serta memproduksi teknik dan alat, semuanya ini untuk mencapai lulusan yang optimal. ( Silverman, dalam Anglin :1991 p.4 ).
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson