Contoh Proposal Potensi Radio Komunitas Epiginosko
Perkembangan media massa di Indonesia mengalami kemajuan pesat sejak terjadinya perubahan kebijakan tentang Sistem Penyiaran di Indonesia. Perubahan yang terjadi seiring dengan perubahan kebijakan politik yang terjadi Pasca Reformasi ( setelah tahun 1998 ).Pada era Pasca Reformasi, regulasi tentang pendirian media massa mengalami kemudahan. Keadaan ini berdampak munculnya media massa baik cetak maupun elektronik. Demikian juga halnya dengan hadirnya TV, Radio Swasta Nasional. Saat ini tercatat ada 1 lembaga penyiaran publik dengan jangkauan nasional yaitu TVRI, 10 lembaga penyiaran TV Swasta dengan jangkauan nasional, serta 56 lembaga penyiaran TV Swasta lokal yang tersebar di berbagai daerah. Demikian juga dengan radio swasta yang tergabung dalam PRSSNI ada sekitar 84 radio swasta siaran berdiri di Provsu (PRSSNI 2006).
Pasca Reformasi juga menimbulkan iklim yang kondusif lahirnya proses demokratisasi , yang selama era orde baru proses ini belum berlangsung optimal. Dalam proses demokratisasi inilah peran media massa sangat diperlukan untuk memotivasi, menyadarkan bahkan menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Proses demokratisasi yang sedang berlangsung didukung oleh semangat otonomi daerah, yang memberi peluang bagi daerah untuk menciptakan sumber pendapatan sendiri, serta Undang-undang Penyiaran No. 32/2002 yang memberi peluang bagi tumbuhnya stasiun televisi swasta berbasis daerah, lembaga penyiaran publik lokal ( TV/Radio Publik Lokal ), serta lembaga penyiaran komunitas ( TV / Radio Komunitas ) memberi kesempatan bagi pengelola media massa untuk berperan secara optimal membangun daerahnya.
Kehadiran lembaga penyiaran komunitas (TV dan Radio Komunitas) dapat memberi kontribusi yang sangat berarti bagi suatu daerah, terutama sebagai sarana untuk mensosialisasikan kebijakan Pemerintah Daerah di tingkat Lokal dan sebagai sarana mempromosikan potensi daerah, sehingga dapat berdampak kepada peningkatan pemasukan pendapatan daerah tersebut.
Kota Pematang Siantar merupakan wilayah yang sangat potensial di Propinsi Sumatera Utara. Sektor pariwisata, perdagangan dan peternakan merupakan potensi yang dapat dioptimalkan agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD ). Dengan potensi daerah yang dimiliki, optimalisasi fungsi lembaga penyiaran Radio Komunitas dapat mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi dari kondisi sekarang.
Dasar pertimbangan yang lebih spesifik dapat dikemukakan sebagai berikut :
Kota Pematang Siantar merupakan wilayah yang sangat potensial di Propinsi Sumatera Utara. Sektor pariwisata, perdagangan dan peternakan merupakan potensi yang dapat dioptimalkan agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD ). Dengan potensi daerah yang dimiliki, optimalisasi fungsi lembaga penyiaran Radio Komunitas dapat mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi dari kondisi sekarang.
Dasar pertimbangan yang lebih spesifik dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Potensi daerah di Kota Pematang Siantar di sektor pariwisata, perdagangan, peternakan, dan industri kecil perlu dioptimalkan melalui kemasan program siaran yang mengedepankan upaya-upaya agar masyarakat bersedia berpartisipasi meningkatkan potensi daerahnya.
2. Potensi-potensi dalam bidang pariwisata peternakan, perdagangan dan industri kecil perlu dilakukan promosi melalui Radio Komunitas agar dapat menarik minat investor lokal maupun luar negeri untuk menanamkan investasinya di Kota Pematang Siantar.
3. Kehadiran Radio Komunitas dapat memberi kemudahan bagi masyarakat di Kota Pematang Siantar untuk mendapatkan informasi perdangan dengan biaya yang terjangkau dan kualitas siaran yang baik .
Berdasarkan permasalahan inilah, penulis menganggap perlu dilakukannya suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana sebenarnya bagaimakah Potensi Radio Komunitas Epiginosko Terhadap Pembangunan Masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut, bagaimakah Potensi Radio Komunitas Epiginosko Terhadap Pembangunan Masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut, bagaimakah Potensi Radio Komunitas Epiginosko Terhadap Pembangunan Masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar.
Adapun permasalahan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah motivasi Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko untuk mendapatkan informasi daerah?
2. Apakah jenis informasi daerah yang didengar masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar dari Radio Komunitas Epiginosko ?
3. Kapankah Waktu dan bagaimanakah frekuensi masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko?
4. Dimanakah lokasi masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar biasanya mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko ?
Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Siaran Radio Komunitas baik yang berbentuk berita maupun informasi umum tentang potensi daerah Kota Pematang Siantar.
2. Daerah penelitian ini adalah di Kota Pematang Siantar
3. Responden penelitian ini adalah masyarakat Pedagang Pasar Horas Kota Pematang Siantar
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui motivasi masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko untuk mendapatkan informasi daerah .
2. Mengetahui Jenis informasi daerah yang didengar masyarakat Pedagang Pasar Horas Kota Pematang Siantar dari Radio Komunitas. Epiginosko
3. Mengetahui waktu mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko masyarakat Pedagang Pasar Horas Kota Pematang Siantar .
4. Mengetahui Lokasi masyarakat Pedagang Pasar Horas biasanya mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko di Kota Pematang Siantar.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah pusat Departemen Komunikasi dan Informatika dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan radio komunikator.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kota P. Siantar agar dapat mendorong dalam pengembangan radio komunikator di P. Siantar.
3. Sebagai bahan masukan bagi pengelola managemen radio komunitas epiginosko dalam upaya peningkatan dan pengembangannya.
Uraian Teoritis
Penelitian ini membahas tentang bagaimana masyarakat mendapatkan informasi daerah melalui Radio Komunitas. Mengadopsi kepada karakteristik media massa maka keberadaan Radio Komunitas dapat dijelaskan fungsi dan peranannya dalam kerangka teoritis mengenai komunikasi massa.
Seperti yang dikemukakan Melezke (1963) yang dikutip oleh Rakhmat, 1981 mengartikan komunikasi massa sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Dibanding dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri (dikutip dari Effendi (1993:22-26) adalah :
Seperti yang dikemukakan Melezke (1963) yang dikutip oleh Rakhmat, 1981 mengartikan komunikasi massa sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Dibanding dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri (dikutip dari Effendi (1993:22-26) adalah :
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah. Dalam hal ini tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunmikator. Dengan kata lain, komunikator tidak mengetahui tanggapan khalayak (komunikan) terhadap pesan yang disampaikan.
2. Komunikator pada komunikasi massa merupakan lembaga, yakni satu institusi atau organisasi. Karena komunikator pada komunikasi massa bertindak atas nama lembaga, maka ia bertinndak sesuai dengan kebijaksanaan ( policy) media yang memilikinya. Ia tidak mempunyai kebebasan sebagai individu.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Maksudnya pesan ditujukan kepada umum, bukan kepada perseorangan atau kelompok tertentu.
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Artinya khalayak menerima secara serempak (simultan ) pesan yang disampaikan melalui media massa.
5. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen. Artinya komunikan atau khalayak merupakan masyarakat yang heterogen. Keberadaannya terpencar, satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak melakukan kontak pribadi, masing-masing berbeda latar belakang sosialnya seperti usia, agama, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, pengalaman dan sebagainya.
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Mass Media Uses and Gratifications.
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Mass Media Uses and Gratifications.
Model Mass Media Uses and Gratifications menurut para pendirinya menyatakan bahwa awal kebutuhan secara psikologis dan sosial individu menimbulkan harapan tertentu kepada media massa atau sumber lain. ( Katz, Blumler, Gurevitch, 1974 : 19 – 32).
Dalam penelitian ini tidak semua komponen yang ada dalam model Mass Media Uses and Gratifications diteliti. Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang:
1. Bagaimanakah motivasi masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko untuk mendapatkan informasi daerah ?
2. Apakah Jenis informasi daerah yang didengar masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar dari Radio Komunitas Epiginosko ?
3. Kapankah Waktu masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko ?
4. Dimana Lokasi masyarakat Pedagang Pasar Horas di Kota Pematang Siantar biasanya mendengarkan Radio Komunitas Epiginosko ?
Anteseden Motif Penggunaan Efek Media
Variabel - Kognitif - Waktu - Kepuasan
Individual - Diversi - Frekuensi - Ketergantungan
Identitas - Isi - Pengetahuan Personal - Jenis Isi
Variabel
Lingkungan
Sumber : Jalaluddin Rahmat, 1985
Model ini dimulai dengan Variabel Anteseden yang terdiri dari Variabel Individual yaitu antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Variabel Lingkungan juga masih merupakan bagian dari Variabel Anteseden yang biasanya terdiri dari lingkungan sosial, afiliasi kelompok, organisasi dan lain sebagainya.
Masyarakat dalam model penelitian ini memiliki kebutuhan dan motif beraneka ragam berdasarkan karakteristik sosialnya. Katz, Blumler, Gurevitch membuat tipologi kebutuhan manusia yang berhubungan dengan penggunaan media yang meliputi :
1. Kebutuhan Kognitif
2. Kebutuhan Afektif
3. Kebutuhan Integratif Pesan
4. Kebutuhan Integratif Sosial
5. Kebutuhan akan pelarian
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dan dipuaskan melalui media massa dan sumber lain . Melalui sumber lain , kebutuhan dapat terpenuhi melalui hubungan dengan keluarga, teman, komunikasi interpersonal, maupun mengisi waktu luang dengan berbagai cara.
Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini memang memodifikasi efek media massa terhadap sikap individu. Dalam pembahasan dan kerangka teoritis, media massa di sini dimaknai sebagai Radio Komunitas Epiginosko.
Kebutuhan melalui media massa dapat dipenuhi dengan membaca surat kabar dan majalah, mendengarkan radio serta menonton televisi. Dalam penelitian ini, model Mass Media Uses and Gratificationsdiadaptasi untuk meneliti hubungan antara motif masyarakat dengan penggunaan radio.
Chaffe (1980) dalam Rakhmat (1985:215-217), mengemukakan tiga pendekatan untuk melihat efek media massa. Pertama, pendekatan yang berkaitan dengan pesan media massa. Kedua, pendekatan dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak. Seperti penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap dan perubahan perilaku (perubahan kognisi, afeksi, dan behavioral). Dan ketiga, meninjau satuan observasi yang dikenai efek media massa.
Pendekatan tersebut, menurut Gonzales (1978; dalam Jahi, 1988:17), disebut tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu : (1) efek kognitif yang meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan; (2) efek afektifyang berhubungan dengan emosi, perasaan, dan sikap; sedang (3) efek konatif erat hubungannya dengan niat dan kecenderungan berperilaku menurut cara tertentu.
Mar’at (1981:124), mengungkapkan bahwa komponen kognitif dan afektif banyak dipengaruhi oleh media komunikasi seperti film, surat kabar, radio, dan televisi. Teori belajar sosial dari Bandura (1977), menjelaskan efek prososial dari media massa itu sendiri.
Ketika membicarakan motif, peneliti perlu mengawali dengan meletakkan konsepsi manusia karena yang diteliti adalah motif manusia. Konsep manusia yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsepsi Psikologi Humanistik yang melihat manusia sebagai manusia seutuhnya. Tidak seperti pandangan Psikoanalisis yang cenderung menganggap manusia hanya dipengaruhi oleh naluri hewaninya dan Behaviorisme yang melihat manusia sebagai robot tanpa jiwa dan nilai.
Kedua pandangan yang tadi disebutkan tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak mampu menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan membangun seperti cinta, kreativitas, nilai , makna, dan pertumbuhan pribadi (Rakhmat, 2001 : 30 ).
Chaffe (1980) dalam Rakhmat (1985:215-217), mengemukakan tiga pendekatan untuk melihat efek media massa. Pertama, pendekatan yang berkaitan dengan pesan media massa. Kedua, pendekatan dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada khalayak. Seperti penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap dan perubahan perilaku (perubahan kognisi, afeksi, dan behavioral). Dan ketiga, meninjau satuan observasi yang dikenai efek media massa.
Pendekatan tersebut, menurut Gonzales (1978; dalam Jahi, 1988:17), disebut tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu : (1) efek kognitif yang meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan; (2) efek afektifyang berhubungan dengan emosi, perasaan, dan sikap; sedang (3) efek konatif erat hubungannya dengan niat dan kecenderungan berperilaku menurut cara tertentu.
Mar’at (1981:124), mengungkapkan bahwa komponen kognitif dan afektif banyak dipengaruhi oleh media komunikasi seperti film, surat kabar, radio, dan televisi. Teori belajar sosial dari Bandura (1977), menjelaskan efek prososial dari media massa itu sendiri.
Ketika membicarakan motif, peneliti perlu mengawali dengan meletakkan konsepsi manusia karena yang diteliti adalah motif manusia. Konsep manusia yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsepsi Psikologi Humanistik yang melihat manusia sebagai manusia seutuhnya. Tidak seperti pandangan Psikoanalisis yang cenderung menganggap manusia hanya dipengaruhi oleh naluri hewaninya dan Behaviorisme yang melihat manusia sebagai robot tanpa jiwa dan nilai.
Kedua pandangan yang tadi disebutkan tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak mampu menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan membangun seperti cinta, kreativitas, nilai , makna, dan pertumbuhan pribadi (Rakhmat, 2001 : 30 ).
Manusia adalah pencari makna, dalam pertumbuhannya manusia memerlukan orang lain. Dengan kata lain, hidup manusia lebih bermakna ketika manusia itu melibatkan nilai-nilai dan pilihan yang membangun . Menurut Carl Rogers dalam konsepsi Humanistik ini, manusia mempunyai prilaku meningkatkan, mempertahankan dan pengaktualisasian diri.
Berkaitan dengan prilaku manusia, William Mc.Dougall mengemukakan faktor-faktor personal yang menentukan prilaku manusia. Manusia memiliki faktor-faktor personal (internal) antara lain sikap, instink, kepribadian, sistem kognitif, dan motif ( Rakhmat, 2001:33).
Secara Etimologis, motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu ”motivas” yang berarti alasan dasar , pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh terhadap tingkah laku manusia ( Kartono, 1988 : 153).
Sedangkan menurut Wahyusumidjo, motivasi merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan pada seseorang yang timbul karena adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik (Wahyusumidjo , 1984:178 )
Dari pendapat di atas, dijelaskan lebih lanjut bahwa faktor intrinsik dalam diri manusia dapat timbul berdasarkan kepribadian, sikap, harapan, dan kebutuhannya (need). Kebutuhan inilah yang menimbulkan motif.
Motif merupakan salah satu faktor pembentuk prilaku seseorang dalam menanggapi sesuatu. Motif merupakan daya yang timbul dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Menurut tafsiran sosiologis Max Webber , motif merupakan deskripsi verbal yang memberikan gambaran, penjelasan atau dasar kebenaran tingkah laku yang telah dilakukan (Turner, 1984).
Menurut Yoseph Klapper (Rakhmat, 2001: 198) pengaruh Komunikasi Massa ditentukan oleh faktor-faktor predisposisi personal, keanggotaan kelompok dan proses selektif atau biasa juga disebut faktor personal. Di dalam faktor personal inilah terdapat motif yang memberikan asumsi tertentu bagi orang dalam menanggapi sesuatu. Jadi dapat dikatakan motif mempengaruhi seseorang dalam memilih sesuatu termasuk juga dalam memilih media massa dan mengkonsumsi isinya. Demikian juga halnya motif menggunakan telepon pedesaan sabagai salah satu sarana berkomunikasi .
Dalam kata lain Efektifitas sebuah proses komunikasi ditentukan oleh tiga faktor, menurut Rakhmat (1989:62), ketiga faktor itu adalah sebagai berikut :
Dalam kata lain Efektifitas sebuah proses komunikasi ditentukan oleh tiga faktor, menurut Rakhmat (1989:62), ketiga faktor itu adalah sebagai berikut :
1. Faktor Komunikator
Komunikator dalam model ini harus memiliki kredibilitas, daya tarik dan kekuasaan. Kredibilitas terdiri dari dua unsur yaitu keahlian dan kujujuran. Keahlian diukur dengan sejauhmana komunikan menganggap komunikator mengetahui jawaban yang benar. Sedangkan kejujuran dioperasionalkan dengan persepsi komunikan tentang sejauhmana komunikan tidak memihak dalam penyampaian pesan.
Daya tarik ukur dari kesamaan, familiaritas dan kesukaan. Kekuasaan dioperasionalkan dengan tanggapan komunikan tentang kemampuan komunikator untuk memberikan ganjaran, kemampuan untuk meneliti apakah komunikan mengikuti pesan yang disampaikan atau tidak.
Komunikator dalam model ini harus memiliki kredibilitas, daya tarik dan kekuasaan. Kredibilitas terdiri dari dua unsur yaitu keahlian dan kujujuran. Keahlian diukur dengan sejauhmana komunikan menganggap komunikator mengetahui jawaban yang benar. Sedangkan kejujuran dioperasionalkan dengan persepsi komunikan tentang sejauhmana komunikan tidak memihak dalam penyampaian pesan.
Daya tarik ukur dari kesamaan, familiaritas dan kesukaan. Kekuasaan dioperasionalkan dengan tanggapan komunikan tentang kemampuan komunikator untuk memberikan ganjaran, kemampuan untuk meneliti apakah komunikan mengikuti pesan yang disampaikan atau tidak.
2. Faktor Pesan
Pesan terdiri dari struktur pesan, gaya pesan, imbauan pesan. Pertama, struktur pesan ditunjukkan dengan pola penyimpulan, pola urutan argumentasi dan pola objektifitas. Prinsip-prinsip yang harus dianalisis adalah sebagai berikut :
Pesan terdiri dari struktur pesan, gaya pesan, imbauan pesan. Pertama, struktur pesan ditunjukkan dengan pola penyimpulan, pola urutan argumentasi dan pola objektifitas. Prinsip-prinsip yang harus dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Perceived Control adalah kemampuan komunikator untuk melakukan pengawasan apakah komunikan itu tunduk kepada pesan atau tidak.
2. Perceived Concern adalah kemampuan komunikator untuk melakukan penelitian/mersa peduli apakah komunikan tunduk kepada pesan.
3. Perceived Security adalah kemampuan komunikator untuk memperhatikan/menyelidiki apakah komunikan itu tunduk kepada pesan.
Kedua, gaya pesan menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan (perulangan, mudah dimengerti, perbendaharaan kata).
Ketiga, Appeals (imbauan) pesan mengacu pada motif-motif psikologis yang dikandung pesan (rasional, emosional, reward appeals, fear appeals ).
Menurut Cultip dan Center dalam Susanto (1982:138) mengatakan bahwa pesan yang efektif adalah pesan yang memiliki 7 C yaitu :
Menurut Cultip dan Center dalam Susanto (1982:138) mengatakan bahwa pesan yang efektif adalah pesan yang memiliki 7 C yaitu :
1. Credibility yaitu nilai kepercayaan khalayak atau publik kepada komunikator.
2. Context yaitu faktor yang menghubungkan isi pesan dengan keadaan lingkungan yang ada.
3. Contents yaitu faktor makna dan arti yang tersimpulkan dalam pesan terutama memperhatikan apakah pesan dipahami oleh komunikan.
4. Clarity adalah faktor kesederhanaan dan jelas tidaknya perumusan yang digunakan dalam pesan
5. Continuity adalah pesan yang bersifat kesinambungan
6. Consistency adalah ada tidaknya pertentangan / pebedaan dalam bagian-bagian ataukah terdapat suatu pengulangan dengan variasi di dalamnya.
7. Capability adalah faktor yang terakhir dalam penelitian pesan untuk disebarkan kepada komunikan.
3. Faktor media
Media yang diteliti adalah Radio Komunitas dengan asumsi semakin lengkap sarana dan prasarana yang disediakan untuk proses komunikasi maka hasil yang akan diperoleh akan semakin tampak lebih sempurna walaupun kadangkala banyak kendala yang harus dijumpai.
Media yang diteliti adalah Radio Komunitas dengan asumsi semakin lengkap sarana dan prasarana yang disediakan untuk proses komunikasi maka hasil yang akan diperoleh akan semakin tampak lebih sempurna walaupun kadangkala banyak kendala yang harus dijumpai.