Masyarakat Indonesia Dan Dunia Menghadapi Tahun 2020
A. Dunia menghadapi tahun 2020
Sejalan dengan pengaruh globalisasi dan liberalisasi di dunia, KTT IV di Singapura, tanggal 27-28 Januari 1992, menyepakati pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area-AFTA). Tujuan pembentukan AFTA adalah untuk menurunkan tarif dan menghapuskan hambatan non-tarif di antara negara anggota ASEAN, dalam rangka mengintegrasikan perekonomian ASEAN menjadi satu basis produksi, dan menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta penduduk. Dalam pandangan ke depan, integrasi ekonomi ASEAN dalam kawasan perdagangan bebas, juga akan didukung oleh industri, investasi dan jasa-jasa. Dalam kaitan ini, ASEAN menandatangani perjanjian dasar di bidang industri (ASEAN Industrial Cooperation/AICO) pada tahun 1996, perjanjian dasar di bidang Jasa (ASEAN Framework Agreement on Services- AFAS) pada tahun 1995, dan perjanjian dasar di bidang Investasi (Framework Agreement on the ASEAN Investment Area-AIA) pada tahun 1998.
Untuk meninjak lanjuti putaran Uruguay yang diselenggarakan WTO dalam kerangka perdagangan bebas dunia, pada tanggal 15 November 1994 di Bogor, para pemimpin politik dari 18 wilayah ekonomi Asia Pasifik (APEC) termasuk Indonesia di dalamnya menanda tangani perjanjian disebut “ The APEC Declaration of Common Resolve” atau lebih sering dikenal dengan nama “Deklarasi Bogor” Pada dasarnya isi deklarasi tersebut adalah “ Untuk melengkapi kemajuan dari perdagangan dan investasi yang bebas di wilayah Asia Pasifik pada kurun waktu tidak lebih dari tahun 2020, dengan langkah implementasi untuk negara maju implementasinya tidak lebih dari tahun 2010 sedang untuk negara berkembang tidak lebih dari tahun 2020” .
Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN telah merumuskan visi kawasan regional ini dalam bentuk ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur pada tanggal 15 Desember tahun 1997. Beberapa langkah-langkah penting yang dilakukan dalam implementasi visi 2020 tersebut adalah : menjaga kestabilan finansial dan makroekonomi regional, kerjasama dan integrasi ekonomi tingkat lanjut, mempromosikan perusahaan kecil dan menengah, pergerakan tenaga kerja profesional secara bebas, liberalisasi sektor keuangan, mempercepat perkembangan sains dan teknologi, pembuatan jaringan utilitas dan energi yang saling terhubung, memperkuat keamanan pangan, memperkuat teknologi informasi dan komunikasi, serta memperkuat investasi dan perdagangan di bidang mineral.
B. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menghadapi tahun 2020
Perkembangan skenario masyarakat regional dan internasional di tahun 2020 memberikan tantangan yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia. Konsekuensi dari perubahan global yang terjadi adalah : berbagai macam produk bebas masuk, masuknya tenaga kerja asing profesional secara bebas, perusahaan swasta asing dengan mudah membuat jaringan, dan investasi tidak mengenal batas negara sehingga pembelian asset domestik oleh pihak asing merupakan sesuatu yang tidak bisa di hindarkan. Di sisi lain krisis moneter yang dimulai tahun1997 dan belum cepat pulihnya kondisi ekonomi bangsa Indonesia menunjukkan bahwa pondasi ekonomi yang dibangun bangsa ini ternyata belumlah kuat. Beberapa kelemahan yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini adalah:
- Sumber-sumber ekonomi diperoleh dengan mengeksploitasi besar-besaran sumber daya alam tak terbarukan yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan pengurasan kekayaan alam.
- Masih kuatnya pengaruh penerimaan minyak dalam anggaran negara. Ironisnya diperkirakan Indonesia akan menjadi net oil importir country dalam 9 tahun lagi dan akan menjadi total importer country dalam tahun 2020
- Industri yang dominan di Indonesia adalah industri dengan taraf teknologi rendah sebagai konsekuensi dari keunggulan komparatif Indonesia sebagai penyedia tenaga kerja murah dan tersedianya bahan baku alam yang berlimpah (Gambar 2). Industri jenis ini biasanya akan dengan mudah berpindah jika iklim dunia usaha di tempat lain lebih menguntungkan. Untuk Industri teknologi dalam tingkat lebih tinggi hampir seluruhnya bukan milik sendiri atau dibeli sehingga berakibat pada tidak berkembangnya teknologi-teknologi yang menjembatani temuan-temuan ilmiah dan komersialisasi
Gambar Tingkat Teknologi di manufaktur, 1985-1997 (% nilai tambah)
- Belum dikembangkannya dengan baik perusahaan lokal kelas kecil dan menengah sebagai akibat kebijakan pemerintah di masa sebelumnya yang menganak emaskan konglomerat. Krisis Moneter membuktikan bahwa perusahaan kelas kecil dan menengah di masyarakat terbukti lebih tahan dan mampu sebagai peredam gejolak ekonomi sekaligus penampung tenaga kerja
- Adanya kesenjangan antara potensi dan pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia seperti belum dimanfaatkannya seperti impor garam dan tepung ikan padahal Indonesia adalah negara bahari
- Rendahnya daya saing global . Dalam hal daya saing bangsa Indonesia ternyata baru di urutan 47
Tabel Daya Saing Bangsa di Dunia
(source: Entrepenur Berbasis Iptek, Menristek, Mei 2003)
Kelemahan-kelemahan ini perlu diantisipasi mengingat situasi yang dihadapi di masa depan akan berbeda dengan masa sekarang. Kesenjangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat dan berkurangnya proteksi negara di perdagangan sebagai konsekuensi perkembangan ekonomi global akan memberikan ancaman yang sangat besar terhadap keberadaan bangsa Indonesia di tahun 2020 sebagai akibat gejolak yang timbul di masyarakat yang tidak siap menghadapi. Ini berarti diperlukan adanya visi dan perencanaan di tingkat pemerintahan baik legislatif, eksekutif maupun di berbagai organisasi baik organisasi pendidikan maupun sosial kemasyarakatan.
Dalam tingkat legislatif di Indonesia, perumusan visi tahun 2020 dilakukan oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan keluarnya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No. VII/MPR/2001 tanggal 9 November 2001 dengan Judul Tentang Indonesia Masa Depan. Secara umum dalam Tap MPR tersebut dinyatakan visi bangsa Indonesia di tahun 2020 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi,bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Tingkat keberhasilan visi ini, dinyatakan dalam parameter-parameter : religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Untuk mengukur tingkat kemajuan bangsa Indonesia dinyatakan dalam parameter: meningkatnya kemampuan bangsa dalam pergaulan antar bangsa, meningkatknya kualitas SDM sehingga mampu bekerja sama dan bersaing dalam era global,meningkatnya kualitas pendidikan, meningkatkan disiplin dan etos kerja, meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi serta pembudayaannya dalam masyarakat, . teraktualisasikannya keragaman budaya Indonesia.
Dalam tingkat yang lebih bawah , Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) menentukan dua tonggak (landmark) berupa penelitian-pengembangan-penerapan ketahanan pangan serta ketersediaan energi untuk mempertajam fokus kegiatan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi periode 2004-2020.