Makna Motivasi Dalam Pengembangan Diri
Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi (motivation), atau motif, kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam penulisan ini kita menggunakan istilah motivasi.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendororong inilah yang disebut motivasi, rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.
Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan di dalam dua kelompok, yaitu :
a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologis) : seperti lapar, haus.
b. Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar, yaitu :
• Motivasi kasih sayang (affectional motivation) : untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
• Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive) motivation : motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise, dan mendapatkan kebanggaan diri.
• Motivasi memperkuat dan diri (ego-bolstering motivation) : motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapat pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain.
Latar Belakang Diperlukannya Pengembangan Diri
Country Setiawan (1993) mengemukakan bahwa manusia hidup dalam dua kutub eksisitensi, yaitu kutub eksisitensi individual dan kutub eksistensi sosial, dimana keduanya amat terjalin dan menjadi suatu hal yang tak terpisahkan dalam diri manusia (individualisasi dan sosialisasi). Pada suatu pihak ia berhak mengemukakan dirinya (kutub eksistensi inividual), ingin dihargai dan diakui tetapi pada pihak lain ia harus mampu menyesuaikan diri pada ketentuanketentuan yang berlaku didalam masyarakat, didalam lingkungan sosialnya (kutub eksistensi sosial). Bila kedua kutub ini ada keseimbangan, maka ia akan mencapai suatu kondisi mental sehat. Tetapi bukan semata-mata keseimbangan inilah yang merupakan makna hidup. Pada umumnya manusia teraspirasi dan dalam mewujudkan aspirasi itu ada suatu jarak yang ditempuh oleh setiap orang, yaitu jarak antara potensi yang dimilikinya dan apa yang ingin dicapainya, jarak antara potensi yang dimilikinya dan apa yang dicapainya, jarak antara mengenal diri sebagaimana ia adanya (konsep diri), prestasinya dan sebagaimana ia ingin menjadi.
Apa yang ingin dicapai dan sebagaimana ia ingin menjadi merupakan suatu tantangan dan boleh dikatakan amat sulit dicapai dan itupun memerlukan upaya yang amat keras. Tampaknya ada semacam pergeseran yang semakin menjauh mengenai apa yang ingin kita capai.
Produk teknologi yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas mengisyaratkan bagi generasi muda untuk secara sadar menjadi “melek karir melek teknologi”, yang merupakan kemampuan substansial bagi diri pribadinya serta keharusannya untuk meguasai masa depan. Berdasarkan penjelasan ini dapatlah kiranya dipahami betapa lebarnya antara potensi diri dengan apa yang dicita-citakan untuk mewujudkan kemandirian dalam tahun-tahun mendatang yang penuh tantangan dan dinamikanya. Dapat dikatakan bahwa manusia yang mampu mewujudkan cita-citanya, dan keinginannya, mampu mengaktualisasikan dirinya dikemudian hari didalam masyarakat yang dilanda arus informasi dan teknologi, adalah manusia generasi muda yang mempunyai kemampuan untuk “menguasai masa depannya”.
Kemampuan menguasai masa depan berarti manusia generasi muda mau dan berupaya mengembangkan potensi pribadi secara keseluruhan, memiliki daya ramal yang imajinatif kreatif memiliki motivasi yang kuat, memiliki kepercayaan diri, memiliki disiplin diri yang kuat, tidak takut dan khawatir menghadapi tantangan dan masa depan, memiliki mental sehat, tangguh dalam menghadapi tantangan, mampu menyesuaikan diri, mampu mengantisipasi perkembangan karir serta siap mengembangkan diri.
Manfaat Mempelajari Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukanlah suatu ilmu pengetahuan, bukan pula merupakan cabang disiplin ilmu tertentu melainkan lebih sesuai apabila dikatakan suatu pendekatan humanis yang membantu setiap individu menyadari keberadaan dirinya secara utuh dan selanjutnya berupaya untuk mengoptimalisasikannya sehingga tercapailah kemandirian yang terwujud dalam bentuk aktualisasi diri yang bermakna, Maslow (1987) menyebutkan “becoming more adequate person”.
Adapun beberapa manfaat yang bisa diperoleh lewat mempelajari pengembangan diri, yakni :
1. Agar diperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan-kekuatan yang kita miliki. Banyak sekali kita tidak menyadari bahkan lupa bahwa kita sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan tertntu dalam diri kita. Kekuatankekuatan tersebut sebenarnya merupakan sumber energi (energi psikis) yang senantiasa mengalir dan memberi dorongan agar kita dapat dan mampu berbuat yang terbaik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan pada kita, mampu mencapai prestasi belajar yang optimal, mampu menhadapi berbagai macam tantangan serta dapat menyelesaikannya dengan baik serta mampu mewujudkan potensi diri secara optimal. Sehingga sekali waktu kita akan berkata, “ saya mampu”, “saya sanggup”, “saya pasti melaksanakan”, “ah, itu gampang”, dan yang sejenisnya. Nampaknya ada kekuatan ekstra, tetapi itulah sebenarnya energi psikis yang kita alami, yang amat perlu sipertahankan, diperjuangkan, agar menjadi kekuatan yang permanen dalam diri kita.
2. Agar kita memahami kelemahan-kelemahan yang ada didalam diri kita.
Kelemahan-kelemahan yang kita miliki sebenarnya menunjukkan keterbatasan kita sebagai manusia. Tentu kita semua sependapat bahwa amat sulit dan bahkan kita tidak mau dan mampu untuk secara sadar mengoreksi dan mengemukakan kelemahan kita baik diri sendiri terlebih lagi terhadap orang lain.
3. Agar kita lebih memahami, menyadari bahwa kita sebenarnya memiliki apa yang disebut oleh A.Maslow sebagai “Essential Inner Nature” yang Instinctoid, Instrik, Terberi, Natural yang kesemuanya merupakan materi dan bukan hasil yang telah selesai. Yang dimaksud Inner Nature adalah kemampuan, bakat, minat. Struktur, anatomis, aspek psikologis, dasar-dasar temperamennya maupun trauma-trauma yang dialaminya. Inner nature ini dapat dibentuk, diaktualisasi ataupun dihambat perkembangannya. Kesadaran kita pada Essential Inner Nature yang kita miliki akan memberi motivasi untuk mengembangkannya secara maksimal. Kita berupaya mengaktuliasasikannya, menyiapkan kondisi yang dapat mendukung agar segala potensi yang kita miliki dapat terwujud.
4. Agar kita memahami makna motivasi dalam upaya mewujudkan cita-cita kita.
Motivasi memerlukan kekuatan internal dalam diri kita untuk melakukan yang terbaik. Motivasi itu dapat timbul baik dari dalam diri sendiri maupun karena faktor diluar diri kita. Ada ahli psikologi yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang untuk mencapai prestasi puncak ditentukan oleh usaha, keringat, kerja keras. Perjuangan sebesar 99 % dan hanya 1 % ditentukan oleh aspirasi. Begitu besarnya faktor motivasi yang mempengaruhi kesuksesan seseorang untuk mencapai keberhasilan.
5. Agar kita memahami makna disiplin dalam kehidupan kita. Disamping kita memiliki motivasi yang kuat, disiplin diri untuk melaksanakan sesuatu, atau apa yang kita rancang amat menetukan keberhasilan. Disiplin diri menunjuk pada kemampuan kita untuk menaati waktu, tata aturan kerja, ketegaran melaksanakan tugas, kualitas kerja, tidak mudah putus asa, berani mengambil resiko. Kualitas diri kita akan amat ditentukan oleh adanya disiplin yang kuat.
6. Agar kita memahami makna kepercayaan diri dalam kehidupan pribadi kita.
Banyak orang yang berhasil mencapai prestasi puncak dalam bidang apa saja amat ditentukan oleh kepercayaan dirinya. Kepercayaan diri amat mendukung pengembangan kemampuan intelktual kita. Ada orang yang cukup pintar, bahkan amat pandai tetapi ia tidak mampu menunjukkan kepandaiannya itu dalam karya tulis.
7. Agar kita memahami makna rasa takut dan khawatir dalam menghadapi kenyataan hidup hari kini, dimasa didepan, dan berupaya untuk mengatasinya.
Rasa takut dan khawatir boleh dikatakan sebagai karunia dalam kehidupan kita pada sisi yang satu, dan pada sisi yang lain sebagi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Sebagai karunia kita boleh dikatakan, “andaikata manusia tidak dikaruniai rasa takut dan khawatir pada Tuhan Yang Maha Kuasa, maka kita manusia akan menjadi orang-orang yang congkak dan melawan kehendak Tuhan. Sebagai bagian dalam kehidupan, rasa takut dan khawatir tampaknya seperti benih yang siap berbiak dan tidak pernah dapat dimatikan. Dia selalu hadir dalam setiap saat dan dalam segala situasi. Dan kadarnya pun berbeda menurut situasi yang kita hadapi. Tetapi perlu diperhatikan “rasa takut dan khawatir itu lebih besar peranannya dalam hidup kita”. Kalau peranannya besar maka kita amat sulit untuk mengembangkan kemampuan, dan potensi-potensi yang kita miliki. Rasa takut dan khawatir perlu kita minimalkan agar tidak menggeroti kehidupan kita sehingga kita mampu mengaktulisasikan potensi yang kita miliki.
8. Agar kita memperoleh pemahaman tentang arti, makna serta dampak stress dalam kehidupan kita sehingga diperoleh kemampuan untuk mengelola, meminimalkannya. Dengan demikian kita akan mendapat peluang untuk mengembangkan kemampuan, potensi, bakat, serta kesempatan-kesempatan yang kita miliki.
9. Agar kita memperoleh pemahaman tentang dampak prokrastinasi.
Prokrastinasi adalah perbuatan yang tidak efektif dan tidak efisien. Banyak diantara kita ataupun mungkin kita sendiri tergolong prokrastinator yaitu orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Kesadaran kita tentang dampak prokrastinasi membuat kita berupaya untuk menghilangkannya sehingga kita dapat mewujudkan kemampuan dan cita-cita kita.
10. Agara kita memperoleh pemahaman tentang arti dan makna ketangguhan diri dalam mencapai keberhasilan dalam kehidupan. Ketangguhan pribadi amat diperlukan dalam memperjuangkan cita-cita. Orang yang teguh tidak mudah putus asa, tidak mudah menyerah, berani mengambik resiko, ulet, bertanggung jawab, mencari pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya dan senantiasa memperjuangkan ide, gagasan terbaiknya untuk kepentingan banyak orang. Ketangguhan diri amat perlu kita miliki, kembangkan dan lestarikan agar kita mampu mengembangkan potensi, kemampuan kita secara maksimal.
11. agar diperoleh pemahaman tentang arti dan makna penyesuaian diri dalam lingkungan kerja dan lingkungan sosial dimanapun kita berada. Kemampuan menyesuaikan diri amat perlu kita miliki. Penyesuaian diri dari segala macam tuntutatn lingkungan. Tetapi perlu diperhitungkan “untuk apa kita menyesuaikan diri dari”. Dengan demikian penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan haruslah tidak menghilangkan nilai, norma yang kita anut. Kita tetap memegang teguh prinsip-prinsip hidup kita, tetapi kita harus mampu secara fleksibel dalam menyesuaikan diri. Agar kita diterima oleh lingkungan dan juga kita menerima kenyataan-kenyataan yang ada dengan tidak menghilangkan prinsip kehidupan kita.
12. Agar diperoleh pemahaman tentang arti dan makna kreativitas dalam menapak karierdan juga dalam upaya peningkatan kualitas kemampuan intelektual.
13. Manfaat yang terakhir ini, dengan mempelajari pengembangan diri agar kita mau dan bersaing dengan diri kita sendiri. Bukan bersaing dengan orang lain.
Bersaing dengan diri kita sendiri dimaksudakan agar kita secara sadar mau meningkatkan, mengoptimalkan potensi, bakat, kemampuan yang kita miliki. Kemauan dan kemampuan mengembangkan seluruh potensi yang kita miliki akan sangat memberi peluang bagi tercapainya aktualisasi diri. Aktualisasi diri akan terwujud dalam bentuk karya, buah pikiran yang cemerlang, dan amat berguna bagi banyak orang serta adanya ketentraman dan kedamaian bathin yang lestari.
Konsepsi Pengembangan Diri
Pengembangan Diri adalah pengembangan keseluruhan potensi diri yang mencakup aspek/ranah:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi melek pikir, melek teknologi yang merupakan kemampuan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang. Kita menjadi pandai, pintar berpengetahua, menguasai teknologi sehingga menjadi manusia yang mandiri. Pengasahan otak ini dapat ditempuh lewat pendidikan formal.
Berbagai mata pelajaran yang diperoleh yang dirancang dalam kurun waktu tertentu sehingga memperoleh keahlian baik yang bersifat akademik maupun profesional, tentunya lembaga dimana kita belajar, pengasahan otak seyogyanya pula dilakukan lewat kesadaran dan kemauan diri sendiri.
2. Ranah Afektif.
Ranah afektif menunjuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berfikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkan/mengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres, ketangguhan diri, penyesuaian diri, aktualisasi diri dan suara hati, tanggung jawab dan nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita akan memberi kontribusi yang amat bermakna bagi perkembangan kemampuan kognitif, psikomotorik dan interaktif.
3. Ranah Psikomotorik.
Ranah psikomotorik menunjuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan, keterampilan motorik. Artinya keterampilan nyata yang ditunjukkan seperti keterampilan mengetik komputer, mengetik manual menggunakan perangkat komputer, penampilan diri, menata kecantikan, ketampanan, membuat segala macam surat dalam segala bentuknya, menggunakan telepon, dan jenis keterampilan lainnya yang dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan manajemen administratif.
4. Ranah Interaktif.
Ranah interaktif menunjuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya.
Ranah interaktif juga akan dipelajari khususnya kemampuan adaptasi. Keempat ranah tersebut amat diperlukan untuk dikembangakn agar dengan demikian semua potensi yang kita miliki dapat teraktualisasikan secara maksimal (Rismawaty 2008:25).