Pentingnya Memahami Asma’ al-husna
Prinsip pentingnya memahami asma’ al-husna menjadi komitmen mendasar bagi Said Nursi karena, di kitab tafsir Risale-i Nur kalau dicermati secara mendalam dibahas oleh Said Nursi hampir di semua kitabnya secara terintegrasi. Tapi, secara khusus Said Nursi menjelaskan asma’ al-husna dalam kitab Lem'alar pada “Cahaya Ketiga Puluh berjudul Asma’ al-husna”. Kita tahu bahwa dalam, pandangan ulama asma' al-husna berjumlah 99 nama-nama Allah. Namun, menurut Said Nursi dalam "Cahaya Ketiga Puluh" menjelaskan bahwa Allah memiliki al-Ismu al-Azhom (nama-nama Allah yang paling agung).
Al-ismu al-A'zhom tidaklah sama dalam pandangan setiap orang. Misalnya menurut Imam Ali ra. Ia terdiri 6 (enam) nama, keenam nama tersebut adalah al-Quddus, al-Adl, al-Hakim, alFard, al-Hai, dan al-Qayyum. Adapun menurut Abu Hanifah an-Nu’man ra. Ia terdiri atas 2 (dua) nama yakni Hakam dan Adl. Sedangkan menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jilam ia hanya satu yakni : Ya Hayyu. Menurut Imam Rabbani (Ahmed al-Faruq as-Sirhindi) ra. ia hanya satu yakni alQayyum. Demikian seterusnya, para ulama besar dan istimewa lainnya mengarah pada nama Tuhan yang berbeda. Begitu pula Said Nursi menurutnya asma' al-husna yang dapat dikategorikan sebagai al-ismu al-azhom dalam Risale-i Nur difokuskan kepada keenam nama tersebut adalah al-Quddus, al-Adl, al-Hakam, al-Fard, al-Hay dan al-Qayyum.
Said Nursi mengibaratkan bahwa cahaya suci yang berasal dari perpaduan enam cahaya nama Tuhan sebagaimana, perpaduan tujuh warna sinar mentari. Said Nursi menyimpulkan bahwa dari balik nama al-Qayyum memberikan sifat tetap dan permanen. Dapat disaksikan bahwa manifestasi al-hayy telah menjadikan seluruh makhluk hidup itu bersinar lewat tampilannya yang cemerlang. Ia telah membuat seluruh entitas bercahaya lewat cahanyaNya yang berkilau sehingga gemerlap cahaya kehidupan dapat terlihat pada seluruh makhluk hidup yang ada.
Kemudian manifestasi agung dari nama al fard dari batik nama al-hayy. Nama tersebut mencakup seluruh entitas alam berikut ragam jenis dan bagiannya serta melingkupinya dalam satu kesatuan. Ia mencetak bagian depan setiap entitas dengan stempel keesaan sehingga segala sesuatu menginfomasikan manifestasiNya lewat aneka lisan yang tak terhingga jumlahnya.
Dari balik nama al-Fard terdapat manifestasi nama al-Hakam. Engkau akan melihat bagaimana nama tersebut mencakup seluruh entitas dari daerah yang paling luas hingga yang paling kecil, baik yang global maupun yang parsial – mulai dari bintang hingga atom. Ia memberikan kepada setiap entitas sebuah tatanan efektif yang layak untuknya, sebuah keteraturan penuh hikmah yang sesuai dengannya, serta keselarasan berguna yang tepat baginta. Nama al-Hakam telah menghiasi seluruh entitas dengan manifetasinya yang cemerlang.
Lalu dari balik manifestasi nama al-Hakam perhatikanlah manifestasi agung dari nama al-adl. Nama agung al-Adl menguasai seluruh entitas dalam perbuatan Tuhan yang terus menerus lewat neracanya yang akurat, ukurannya yang cermat, dan timbangannya yang adil di mana ia menjadikan seluruh akal tercengang sekaligus kagum. Seandainya semua bintang kehilangan keseimbangan selama satu detik saja atau terputus dari manifestasi nama al-Adl niscaya seluruh bintang yang ada akan bertubrukan dan hal itu tentu saja akan menyebabkan kiamat.
Dari balik manifestasi nama al-adl, perhatikanlah manifestasi nama Allah alQuddus yang telah membuat seluruh entitas begitu bersih, suci, murni, dan indah. Ia telah mengubahnya menjadi semacam cermin indah bersinar yang layak untuk memperhatikan keindahanNya yang mutlak serta pantas untuk menampakkan berbagai manifestasi namanama-Nya yang mulia. Dan uraian ini dapat disimpulkan bahwa enam nama dan cahaya agung telah meliputi seluruh alam, menutupi seluruh entitas, serta membungkusnya dengan tirai yang dihiasi dan diwarnai oleh beragam warna yang paling cemerlang oleh beragam goresan yang paling indah, serta oleh beragam hiasan yang paling mengagumkan.
Dari keseluruhan mengenai prinsip asma' al-husna di atas dapat dipahami bahwa asma' al-husna Said Nursi memiliki kecenderungan sama dengan ulama masa lalu yang meyakini 99 nama-nama Allah, namun dari segi metode penerapan pandangan terjadi perbedaan. Said Nursi cenderung memandang ada 6 (enam) nama-nama Allah yang dikategorisasikan sebagai asma'ul adzam (Nama yang agung) dan Said Nursi yakin sifat-sifat Allah adalah bentuk manifestasi dari asma' al-husna. Manifestasi pemahaman asma' al-husna penting dalam pembentukan manusia yang berakhlak dan asma' al-husna menjadi landasan diri berkepribadian akhlak mulia.