Prestasi Belajar dan ICT

Prestasi Belajar dan ICT 
Dengan hadirnya ICT dunia pendidikan bisa membawa dampak positif apabila teknologi tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi bisa menjadi masalah baru apabila sekolah tidak siap. Untuk itu, perlu dilakukan suatu kajian tentang dampak positif dan negatif dari pemanfataan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) sebagai media komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Tujuan dari penulisan ini adalah (1) untuk mengetahui pemanfataan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) sebagai media komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengetahui manfaat atau dampak positif dan negatif ICT bagi pendidikan.

Hasil penelitian Kurniawati et,al (2005) menunjukan bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT khususnya edukasi net antara lain : (1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternative; (2 ) Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik; (3) Cara belajar lebih efisien; (4) Wawasan bertambah; (5) Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi; dan (5) Membantu siswa melek ICT.

Teknologi informasi dan komunikasi juga bisa menjadi obyek yang dipelajari artinya dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dan dijadikan sebagai mata pelajaran tertentu. Menurut Deryn Watson (2001: 262) dalam papernya Information and communications technology: policy and practices esensi penggunaan komputer dalam bidang pendidikan telah menciptakan beberapa dilema yang mendasar. Salah satu masalah utama adanya dikotomi tujuan apakah teknologi informasi sebagai mata pelajaran berdiri sendiri dengan berbasis pengetahuan dan ketrampilan atau teknologi informasi sebagai alat yang utamanya dipergunakan untuk belajar dalam mata pelajaran lain. Kemudian pada awal pertengahan tahun 1970 Richard Hooper dalam Justin Dillon dan Meg Maguire (2001: 263) menyatakan ada perbedaan antara mengajar orang dengan komputer dan mengajar orang mengenai komputer. Perbedaan ini memunculkan dua aras yang berbeda penekanan antara paedagogis dan logika vokasional murni. Bentuk pertama lebih mengarah kepada penggunaan teknologi informasi yang terwakili komputer sebagai alat bantu belajar (Computer Assisted Learning) untuk mata pelajaran, sedangkan yang kedua lebih memposisikan komputer sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri. 

Dari dua pandangan bisa disimpulkan bahwa menjadi sangat penting para pebelajar saat ini memiliki dasar pengetahuan mengenai teknologi informasi sekaligus mampu menggunakannya secara efektif saat ini dan masa akan datang. Herbert S. Lin (2002: 40) mengutip pernyataan Computers Science and Telecommunications Board (CSTB) mengatakan bahwa melek komputer (computer literate) dipandang tidak cukup karena berkonotasi ketrampilan (dalam kasus Mata Pelajaran TIK diidentikkan dengan program vokasi). Implikasinya adalah kompetensi atas beberapa aplikasi komputer yang ada saat ini seiring perubahan dan perkembangan teknologi ketrampilan yang ada bisa saja tertinggal tanpa ada jalur untuk bermigrasi kepada ketrampilan baru. Konsekwensinya orang harus memperoleh ketrampilan dasar sehingga mampu mengembangkan dan memperoleh ketrampilan baru setelah menyelesaikan pendidikan formalnya. Hal ini sangat dimungkinkan apabila ketrampilan dasar yang diajarkan tidak secara spesifik sebagai program vokasi, namun mengembangkan ICT literacy. Nampak nilai strategis ICT literacy dalam memperkuat life long education bagi peningkatan kemampua dan ketrampilan belajar sepanjang hayat.

CSTB menggunakan istilah fluency yang oleh Yasmin Kafai (2002: 41) dikonotasikan sebagai kemampuan untuk memformulasikan pengetahuan, mengekpresikan sendiri secara kreatif dan tepat, serta menciptakan dan menghasilkan informasi bukan sekedar memahami. Familiar dengan teknologi informasi (tidak gagap teknologi) selanjutnya disebut IT fluency atau FITness yang menurut CSTB memerlukan tiga jenis pengetahuan yaitu; 1). Ketrampilan teknologi informasi kontemporer (contemporary IT skills) berupa kemampuan menggunakan aplikasi komputer yang up to date, 2). Konsep dasar (foundational concept) berupa prinsip-prinsip dasar dan ide-ide berkaitan dengan komputer, jaringan dan informasi dan 3). Kemampuan intelektual (intellectual capabilities) berupa kemampuan untuk menerapkan teknologi informasi dalam situasi komplek dan berbeda yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Ketiga jenis pengetahuan tersebut saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain meskipun bisa dipelajari terpisah. Masing-masing jenis pengetahuan memiliki turunan jenis ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

Pada tahun 1980 terjadi penggabungan antara kursus yang mempelajari aplikasi ilmu komputer dan mempelajari komputer sebagai mata pelajaran tersendiri pada siswa di atas usia 14 tahun. Perbedaan menjadi semakin kabur ketika peran komputer lebih banyak sebagai sumber belajar sehingga menjadi kompetensi dan keterampilan di bidang teknologi informasi yang mewadahi keduanya tidak hanya cukup melalui melek komputer namun juga melek informasi. Khusus dalam Mata Pelajaran TIK mengambil salah satu pandangan berarti bertentangan dengan visi dan hakikat Mata Pelajaran TIK itu sendiri.
 

Contoh Contoh Proposal Copyright © 2011-2012 | Powered by Erikson